; twelve ;

2.3K 378 87
                                    




Enjoy!





"Pagi, noona-ku!"


Senyum Jaehyun menyambut Doyoung yang baru saja bergabung di meja makan. Bukannya membalas sapaan Jaehyun, Doyoung memilih membuang muka. Gadis itu juga mengurungkan niat untuk sarapan bersama anggota keluarganya yang lain.


Alasan Doyoung melakukannya cukup sederhana, karena Jaehyun berada di sana. Menikmati sarapan bersama keluarganya.


Keberadaan Jaehyun di meja makannya cukup mengejutkan Doyoung. Jika pemandangan ini ditemukan olehnya beberapa waktu yang lalu, mungkin Doyoung bisa memakluminya. Pasalnya dalam dua hari belakangan ini Jaehyun menghilang, menghindarinya, tidak ada kabar. Dan begitu menampakkan diri, lelaki itu tersenyum seolah tidak merasa bersalah sama sekali. Benar-benar membuat Doyoung kesal setengah mati.


"Doyoungie, sini sarapan dulu" ajak Yejin saat anak gadis tertuanya ini tidak kunjung duduk bersama mereka.


Dengan senyum yang dipaksakan Doyoung menggeleng, "Tidak Ibu. Aku akan langsung berangkat ke kantor. Sarapannya nanti disana saja."


"Kenapa, hm? Tapi Jaehyunnya juga masih sarapan disini." Tukas Yejin menunjuk Jaehyun dengan dagunya.


Doyoung melirik Jaehyun sekilas. Lelaki itu menunda suapan kimchi bokkeumbapnya. Menatap Doyoung penasaran, yang juga terlihat bersiap beranjak dari bangkunya jika Doyoung memang hendak berangkat ke kantor tanpa sarapan terlebih dahulu.

"Yasudah, biarkan saja dia menghabiskan sarapannya. Aku berangkat ke kantor sendiri, kok." Ujarnya kembali memalingkan wajah ke arah sang Ibu.




"Yasudah kalau begitu aku berangkat." Pamit Doyoung. Gadis itu bahkan mengabaikan kebiasaannya ketika berpamitan kepada kedua orang tuanya dengan memeluk dan mencium pipi keduanya. Doyoung sengaja melakukannya, agar tidak lagi ditahan oleh Ibu, Ayah, bahkan Jaehyun.


Ah, menyebut nama Jaehyun di dalam hati saja sudah membuat Doyoung uring-uringan sendiri.


Doyoung melangkah meninggalkan meja makan, mengabaikan seruan sang Ibu yang memanggil namanya.

Udara bebas baru bisa Doyoung nikmati ketika dia sudah berada di luar rumah. Dadanya membusung, mengisi paru-parunya dengan pundi-pundi udara yang cukup.

Entah mengapa, Doyoung merasa asupan oksigen yang dikumpulkannya tadi sangat kurang ketika berhadapan dengan Jaehyun. Membuat dadanya terasa sesak dan sakit. Terutama jika mengingat bagaimana dua hari terakhir ini Jaehyun menghindarinya. Ia sendiri sampai bingung, memang apa arti Jaehyun baginya sampai Doyoung harus merasa seperti ini?


"Noona!"



Doyoung merasa pergelangan tangannya ditarik ketika akan membuka pintu mobil. Kedua bola matanya membulat begitu mendapati Jaehyun sebagai si pelaku utama.


"Apa?"


Suara Doyoung terdengar dingin menyapa telinga Jaehyun. Namun, lelaki itu tidak mempedulikannya. Justru senyumnya melebar begitu melihat wajah masam si pacar gadungan.


"Berangkat bersamaku saja," ajak Jaehyun tanpa menghapus senyum yang justru menyebalkan di mata Doyoung.


Dengan semua yang telah Jaehyun lakukan, mengapa lelaki itu masih bisa tersenyum?



pretend ¦ jaedo ✔️Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ