Althan chapter 6

765 94 10
                                    

Yura melangkah dengan percaya diri melewati koridor. Penampilan seorang Yura benar-benar menggambarkan kalau peraturan itu ada untuk dilanggar. Bagaimana tidak, rambut yang berwarna blonde dengan aksen warna merah dan hijau diujungnya membuatnya terlihat berbeda diantara murid lain. Belum lagi rok pendek setengah paha yang ia gunakan, yang jelas-jelas dilarang untuk dipakai.

"Ngelacur kok di sekolah."

"Caper banget emang."

"Sehari aja, gak bikin masalah gak bisa apa?"

Yura tetap melangkah tanpa memedulikan hinaan-hinaan yang ditujukan untuknya.
Dagunya ia angkat tinggi-tinggi saat melewati gerombolan laki-laki yang merupakan kakak kelasnya.

Ia berjalan melewati gerombolan itu tak menghiraukan siulan-siulan yang mulai terdengar. Ia baru berhenti saat seseorang mengahalangi jalannya. Steven, satu spesies dengan Alex, cowok yang selalu mengganggunya.

"Eitss... main lewat aja. Main dulu lah, sama kita." Ujar Steven dengan mata yang bergerak naik turun meneliti penampilan Yura. "Makin hari lo makin berani aja, eh. Dan gue suka itu."

Yura memutar bola matanya, "Buang-buang waktu doang ngeladenin lo. Minggir, gue mau lewat."

"Ouhhh... galak banget sih, calon pacar gue."

"Calon pacar lo? Sorry aja, dia cewek gue bro. Jauh-jauh gih."

Althan yang baru saja datang, dengan seenaknya mendorong Steven menjauh dari Yura, lalu merangkul pinggang cewek itu--membuatnya lebih dekat dengannya.

"Heh, lo anak baru. Gak usah banyak gaya!" Sengit Steven.

"Mending banyak gaya lah, daripada banyak bacot." Althan menampilkan senyum miringnya pada Steven.

Sementara itu, Yura mencoba melepaskan tangan kurang ajar Althan dari pinggangnya. Tapi bukannya mengendur, Althan makin mengeratkannya dan membawanya menempel pada tubuh cowok itu.

"Sialan! Lo cari gara-gara sama gue?!" Ujar Steven mulai tersulut emosi.

"Istighfar Bang, ingat umur. Udah tua juga, emosian banget sih." Balas Althan.

"Banyak bacot lo!" Steven melayangkan pukulannya pada Althan. Belum sempat mengenai cowok itu, Althan lebih dulu memukul perutnya. Membuat Steven terbatuk karenanya.

"Kan, gue bilang juga apa. Dipukul dikit, udah batuk-batuk. Gue gak jamin, sih, satu pukulan lagi lo bakal selamat. Paling gak auto fat wafat wafat." Ujar Althan santai. Cowok itu memasukkan tangan ynag tadi digunakan untuk memukul Steven ke dalam saku celananya.

Teman-teman Steven terbengong melihat itu. Pukulan yang diberikan Althan tidak main-main kerasnya walau cowok itu tidak bergerak sedikitpun dari tempatnya berdiri saat ini.

"Gue pamit deh Bang. Takut kalau malaikat Izrail datang terus marahin gue, gara-gara nambah pekerjaan dia buat ngangkut ruh lo yang banyak dosa itu."

Ia pergi melewati Steven yang masih memegangi perutnya. Tak lupa, membawa Yura yang masih dirangkulnya.

"Gue nunggu ucapan terimakasih dari lo." Bisiknya pada Yura saat mereka sudah berjalan jauh dari gerombolan Steven.

Tubuh Yura sedikit menegang karena hembusan napas Althan yang menerpa lehernya. Rambut yang ia kuncir kuda membuat leher putihnya terbuka.

Ia menyikut perut Althan, membuat Althan mengaduh.

"Gue gak minta pertolongan lo barusan. Jadi gue ngerasa gak perlu ngucapin terimakasih. Dan juga, jangan sembarangan nyentuh gue!" Bentak Yura. Lalu mendorong Althan menjauh darinya.

ALTHANWhere stories live. Discover now