Althan Chapter 22

591 86 3
                                    

Typo tolong dimaklumi, kolom komentar terbuka untuk di isi.

Vote jangan lupa, terima kasih sudha berbaik hati🙏










"Kok perasaan dari semalem nggak ada ramah-ramahnya sih anak Mama?" Aruna datang membawa piring berisi ayam goreng lalu ia letakkan di atas meja. Setelahnya ia mengambil duduk persis di depan anak semata wayangnya yang akhir-akhir ini terlihat tidak baik-baik saja.

Arjuna yang duduk di ujung meja ikut melihat ke arah Althan. "Kayak habis putus cinta aja kamu Al, Al..." Gelagaknya.

"Boro-boro putus, pacaran aja belum." Cetus Althan sewot. Padahal Papanya hanya bercanda. Tidak serius berkata demikian, tapi Althannya saja yang sedang dalam mode senggol bacok.

"Lah? Modal mobil kemarin belum bisa ngajak jalan?" Arjuna kira Althan akan seperti dirinya yang sat-set-sat-set saat pdkt dengan Aruna. Ternyata nol besar. "Masa kalah sama Papa. Papa aja langsung diterima sama Mama kamu. Ya kan, yang?" Kalaubada kesempatan untuk memanas-manasi Althan kenapa tidak?

"Iya-in." Jawab Aruna seraya mendelik--memberikan peringatan pada Arjuna untuk tidak memulai perdebatan, apalagi disaat kondisi mood Althan yang buruk. Bisa ngambek nggak pulang ke rumah nanti kalau tidak dihentikan.

"Modal mobil baru aja mana bisa ngajak jalan calon Althan yang spek kucing garong Pa?" Althan menggigit ayam goreng bagian paha kesukaannya yang tadi diambilkan oleh Aruna.

"Masa disamain sama kucing garong?" Aruna mencoba untuk melakukan pendekatan pada putra tunggalnya itu. "Memangnya dia nggak suka sama kamu? Biasanya kamu kalau ngajak orang jalan sat-set-sat-set."

"Gimana mau suka sama Al, kalau dia sukanya sama Yuda."

Arjuna tersedak oleh makanannya kemudian tertawa. "Yaahhh Ma, kalau gitu udah pasti kalah Althan. Saingannya Yuda. Pinter, nggak slengekan kayak si onoh, visualnya masih bisa diadu." Disela-sela batuk karena tersedak, Arjuna masih bisa tertawa untuk meledek Althan yang sudah bermuka kusut beberapa hari ini.

Aruna berdecak lalu menegur Arjuna. Ia berpikir, bagaimana sekiranya ia bisa membantu anak tunggal kesayangannya ini?

"Yang mana sih orangnya? Mama pengen lihat, kamu selama ini cerita deketin anak gadis orang tapi nggak pernah ngasih tunjuk yang mana."

Althan merogoh ponsel di saku celana. Tangannya bergerak menyusuri galeri. Lalu setelah menemukannya, ia menunjukkan foto candid Yura yang ia ambil diam-diam.

Aruna mencondongkan badannya ke depan. Matanya membulat antusias. "Ihh lucunyaa...! Cantik! Pantes kamu naksir berat." Pungkas Aruna begitu melihat foto gadis yang tengah tertidur berbantalkan lipatan tangan. Bibirnya sedikit mengerucut dan pipi tembamnya sedikit tertekan.

"Doain aja lah Ma. Siapa tau nanti Yuda bisulan di muka terus dianya ogah sama Yuda." Doa yang sangat jelek.

"Hus! Mana boleh begitu." Tegur Aruna yang dibalas hedikan bahu oleh Althan.

-o0o-

Sore hari yang diisi ketegangan di lapangan futsal Pelita Jaya. Althan sang pemantik keributan terus saja mengkonfrontasi Yuda. Entah dengan menubruk atau menjegal Yuda saat bermain futsal. Sudah tak terhitung berapa kali Yuda jatuh terguling di lapangan. Dan sebagian besar adalah perbuatan Althan.

Sudah mendapatkan teguran, tapi Althan berdalih dengan mengatakan kalau jatuh iyu wajar saat bermain bola.

Untungnya, Yuda tidak mudah terpancing emosi. Cowok itu tidak membalas Althan. Hanya saja, ia menampilkan wajah songongnya saat berhasil membobol gawang Althan. Membuat Althan kebakaran jenggot di tempatnya.

ALTHANWhere stories live. Discover now