Althan Chapter 34

623 95 8
                                    

Typo harap maklum💅

Ini hanya cerita fiktif belaka!

Bakalan panjang nih!

Sini Vote & Comment dulu!



Sinar matahari pagi yang melewati celah jendela kini terhalang oleh tirai yang menutupinya. Hana, wanita itu menutup tirai jendela. Tidak membiarkan sinar matahari masuk dan mengganggu tidur dari gadis yang terbaring di brankarnya. Meski tanpa sepengetahuanya gadis itu sudah terbangun karena suara gesekan yang ditimbulkan tirai saat di tutup.

"Tante?"

Hana menoleh dengan kedua alis terangkat. "Loh, Yura bangun? Padahal Tante tutup tirainya biar enggak silau." Kata Hana sembari berjalan mendekat.

"Papa mana?"

"Papa kamu lagi cari sarapan di luar. Yura perlu sesuatu? Mau tante suapin sarapanya? Atau mau tante kupasin buah?" Tanya Hana antusias. Sudah sering ia mendengar tentang Yura dari Ferdian. Dan setelah betemu dengan Yura, dia ingin membangun sebuah hubungan yang baik.

Yura menggelang. "Maaf, tapi tante bisa keluar dulu enggak?" Yura tidak semudah itu menaruh kepercayaan terhadap seseorang, atau mmebiarkan orang itu masuk ke dalam kehidupanya. Terlalu sering dikecewakan, Yura jadi krisis kepercayaan.

Hana mengulum bibirnya. Kemudian senyum kecilnya terbit. "Maaf ya buat kamu enggak nyaman. Maaf juga, karena tante kamu harus kayak gini." Ujarnya sepenuh hati. Dia tidak akan memaksa Yura untuk menerimanya. Kalau pun gadis itu tidak menyetujui hubunganya dengan Ferdian, Hana akan mundur. Setelahnya, Hana berjalan menuju pintu keluar. Pintunya ia tutup perlahan agar bunyinya tidak terlalu memganggu Yura.

Pintu sudah tertutup, dan Hana sudah pergi. Yura memejamkan matanya lalu menarik napas dalam-dalam. Sepersekian detik, isakanya keluar. Lagi, Yura menangis entah untuk yang kesekian kalinya.

Gaduh di otaknya benar-benar akan membuat kepalanya pecah. Memikirkan tentang kejadian yang akhir-akhir ini menimpanya. Tentang Mamanya, Papanya, Kevin, dan Althan.

Laki-laki yang sudah menyelamatkanya itu bahkan Yura belum melihat bagaimana kondisinya saat ini. Papanya melarang untuk itu, menyuruhnya untuk beristirahat terlebih dahulu.

Hana di luar, tapi perhatianya tertuju pada Yura. Sampai pundaknya ditepuk, dia menoleh dan mendapati Ferdian berdiri dibelakangnya.

"Hana? Kenapa keluar?" Tanya Ferdian.

"Mas.... itu, aku nggak mau ganggu Yura aja. Jadi aku keluar."

Ferdian menghembuskan napasnya lalu mengangguk mengerti. Kesalahpahaman akan rawan terjadi antara Yura dan Hana kalau Hana mengambil langkah gegabah. Ferdian mengerti kalau Hana tidak mau sampai itu terjadi.

"Emm, Mas." Panggil Hana pada Ferdian. "Mas, kalau misalkan Yura memang enggak setuju. Lebih baik kita sudahi saja, ya?"

"Hana--"

"Mas, aku nggak mau hubungan kamu sama Yura tambah runyam nantinya. Dan juga  aku enggak bisa memulai sebuah hubungan yang sulit diterima untuk Yura, Mas." Hana meminta pengertian Ferdian. Setelah memikirkan ini dan melihat respon dari Yura. Mungkin itu adalah jalan yang baik.

"Apa kamu mau menyerah gitu aja? Kamu bilang kamu mau dekat sama Yura?"

"Aku memang mau, Mas. Tapi..." Hana menggantungkan ucapanya. Bingung bagaimana menjelaskanya pada Ferdian.

"Masih banyak waktu buat kamu dan Yura. Tolong ya..." Ferdian penuh harap.

Hana terdiam sejenak, kantas mengangguk. "Aku coba lagi, tapi kalau Yura akhirnya enggak setuju jangan dipaksain, ya?" Putus Hana yang diangguki Ferdian.

ALTHANWhere stories live. Discover now