Althan Chapter 31

567 95 4
                                    

Typo harap maklum💅

Hanya cerita fiktif belaka.

Jangan lupa untuk Vote & Comment.









Althan menatap sekitar. Kalau biasanya dia akan tersenyum menyapa balik cewek-cewek yang menyapanya. Kali ini berbeda. Di dekatnya ada Yura, yang tangannya selalu ia gandeng sejak sampai di SMA Merah Putih--tempat mereka akan melakukan latih tanding. Tentu saja di temani oleh guru pembina dan pelatih yang ikut datang.

Senyumnya tidak ia umbar-umbar sore hari ini. Sebenarnya, setelah Althan memutuskan untuk dekat yang benar-benar dekat dengan Yura, jiwa playboynya ia tahan. Niat ingin tebar pesona pun, tidak ia jabani.

"Nanti jangan jauh-jauh. Duduknya sama anak-anak. Tuh, Saka ngajak Nilam. Jadi sama Nilam aja. Dijamin aman." Bisik Althan pada Yura. Yura dan dirinya sama-sama menoleh ke arah Nilam yang menampilkan raut terpaksa. Berbeda dengan Saka yang berdiri disamping cewek berambut sebahu itu dengan senyum sumringah.

Althan tidak tau apa yang Saka lakukan sampai Nilam mau ikut menemaninya sore ini.

Suara pengumuman terdengar menyuruh mereka untuk segera ke lapangan SMA Merah Putih.

Althan tetap menggandeng Yura, sementara tas ranselnya ia sampirkan di atas pundak. Bersama-sama mereka berjalan ke arah lapangan.

-o0o-

"Kerennn....! Keren banget dahh." Itu suara Aldo yang melihat sepatunya dengan senyum mengembang sempurna.

Sementara Saka di sampingnya tengah melompat-lompat kecil, lalu menggerak-gerakkan kakinya.
"Rasa-rasa sepatu mahal beda ya. Kayak ada empuk-empuknya." Ujarnya seraya berkacak pinggang.

"Gue kok takut ya malah buat makainya. Harganya enggak kaleng-kaleng nih, bos." Itu sahut dari salah seorang pemain futsal mereka.

"Tenang aja. Kalau rusak udah digaransi sama Om Arjuna." Jawab Saka.

Althan duduk diam di samping Yuda. Melihat teman-temannya yang sedang pemanasan plus menggibah. Papanya tidak main-main dengan ucapannya. Dia benar-benar menjadi sponsor utama dari tim futsalnya. Mulai dari jersey baru, sepatu baru, sampao reward yang akan mereka terima entah kalah atau menang nanti. Arjuna tidak tanggung-tanggung untuk menyiapkan itu semua.

"Yang perlu kita lakuin, yaitu menang. Katanya Om Arjuna udah booking satu restoran. Lo tau sendiri kan, bukan restoran abal-abal. Puas makan-makan pokoknya. Iya enggak Al?" Aldo menaikkan alisnya melihat pada Althan.

Althan mengangguk santai. "Enggak usah khawatir. Mau bungkus sekalian terserah lo semua."

FLEXING! Wajib bagi Althan atas ajaran sang maha gurunya. Siapa lagi kalau bukan Arjuna. Selagi harta milik sendiri dan bukan hasil dari korupsi dan merugikan orang lain, tidak apa-apa untuk membanggakan diri. Bukan sombong! Tolong dicatat itu. Althan hanya membanggakan diri.

Disampingnya, bukan ke arah obrolan mereka Yuda memfokuskan pikirannya. Mata dan fikirannya terfokus pada salah satu objek yang menarik perhatiannya.

"Yud... Yud... nyebut Yud..." Saka menjentikkan jarinya di depan wajah Yuda.

"Napa lo Yud? Komuknya kayak ngajakin  gelud." Sahut Aldo. Althan melirik Yuda. Ia mengikuti arah di mana mata Yuda tertuju.

Bukan pada Yura yang duduk di samping Nilam seperti yang ia perintahkan. Tapi....

PRIIIITT! PRIIIITT!

ALTHANWhere stories live. Discover now