Althan Chapter 26

618 97 6
                                    

Maklumi kalau ada typo💅

"Ngajak gebetan jalan secara instan lewat orang dalam." Althan yang lagi pargoy kesenangan.

Yuk jangan lupa buat VOTE & KOMEN.







Baru seminggu Yura diskors, dia sudah menggemparkan satu sekolah saat kembali masuk di hari pertama. Tampilannya dengan rambut sebahu memperkuat aura Yura. Siapa sangka Yura akan sangat-sangatttt cocok dengan gaya rambut itu.

Yura berdiri untuk mengantri nasi goreng di jam istirahatnya. Berkat Yura, pedagang nasi goreng dikantinnya kebanjiran pelanggan. Bagaiaman tidak? Dibelakang Yura saja ada sekitar sepuluh orang yang mengantre. Dan kebanyakan laki-laki.  Yura tentu tidak menghiraukannya, dan juga mereka tau bagaimana akibatnya kalau berurusan dengan Yura.

Pundaknya ditepuk seseorang. Dia memiringkan badannya untuk menoleh.

"Lo gak ke kelab biasa belakangan ini?"

Yura sedikit mengernyit, Steven? Setahunya tadi yang berdiri di belakangnya bukan cowok itu. Tapi tiba-tiba saja Steven sudah berdiri dibelakangnya.

Yura menggeleng kecil. "Enggak." Jawabnya singkat lalu kembali menghadap depan. Tinggal dua orang lagi di depannya.

Steven membasahi bibir sebelum kembali melontarkan pertanyaan yang menurut Yura kelewat kepo.

"Kenapa?"

Yura lantas kembali menoleh. "Kepo banget sih, Stev. Males gue. Udah lo jauh-jauh. Gue lagi males ngomong." Usir Yura. Membuat Steven yang diusir tertawa kecil sembari menggaruk alisnya.

Diseberang sana, di sebuah meja yang letaknya tidak jauh dari tempat Yura Althan menajamkan mata memantaunya. Sambil mulutnya mengunyah pangsit goreng milik Saka yang ia ambil.

"Nggak capek-capek Steven ngejar Yura. Padahal yang dikejar aja ogah sama dia. Heran." Cetus Aldo yang juga melihat apa yang Althan lihat.

"Lagian gimana ceritanya si Sueb suka sama Yira sih?" Tanya Althan lada akhirnya, tapi matanya masih tidak beralih.

Saka dengan mulut yang masih mengunyah mie ayam hasil traktiran Althan menjawab. "Dari waktu MPLS tuh ngejar-ngejarnya. Sampek sekarang. Tau dah gimana suka yang modelannya kayak Yura. Bocah prik!"

"Yang ngomong gak kalah prik." Bukan Althan yang menyahut, melainkan Yuda yang baru saja datang membawa dua cangkir es jeruk. Satu miliknya dan satunya ia berikan pada Althan. Tenang, Althan masih menjadi sponsorship nomor satu mereka dalam urusan makan. Selagi ada Althan, jangan takut kelaparan.

Ngomong-ngomong, hubungan Yuda dan Althan sudah sedikit lebih membaik. Meskipun kadang Althan suka sensi dengan Yuda tanpa alasan yang pasti. Setidaknya tidak sekaku kemarin-kemarin.

"Dibelain dah tuh yang katanya gak deket tapi keluarganya saling kenal." Cerca Saka seperti biasa.

Aldo yang ada disebelah Yuda dan berhadapan dengan Saka menoleh pada Yuda. "Yud, gue asli penasaran banget. Saking penasarannya malem gue gak bisa tidur, makan enggak bisa khidmat."

Yusa menoleh seolah menunggu apa yang akan ditanyakan Aldo yang katanya penasaran itu. "Lo-- hari ini pakai kancut warna apa?"

"Jancuok!" Saka misuh. Dia terbatuk, tersedak mie ayam pedas karena pertanyaan Aldo. Dia kira Aldo akan memberi pertanyaan yang berbobot. Sayang, Saka lupa kalau pertanyaan Aldo selalu tidak berbobot, seperti otak dalam kepalanya yabg tidak mempunyai bobot. Seringan udara.

"Si anjing!" Maki Althan melemparkan remahan pangsit goreng pada Aldo.

Yuda jangan ditanya, dia sudah menggulung lengan kemejannya sampai atas. Memperluhatkan otot-otot bisepnya yang terbentuk sempurna. Bersiap memberi Aldo bogem mentah.

ALTHANWhere stories live. Discover now