Althan Chapter 10

718 95 9
                                    

JANGAN LUPA UNTUK VOTE & COMMENT😊!






Muka Yura sedikit lesu hari ini, tidak seperti hari biasanya. Efek minuman semalam masih sedikit memengaruhinya, padahal dia hanya meminum beberapa teguk saja.

Toleransinya pada minuman beralkohol cukup buruk. Beruntung tadi malam tidak terjadi apa-apa dengannya. Alex juga tidak menampakkan hidungnya di kelab tadi malam. Membuatnya bisa bernafas lega.

Baru saja akan masuk ke dalam kelasnya, Yura di hadang tubuh seseorang yang memunggunginya.

"Minggir, gue mau lewat." Ujarnya. Tapi tubuh itu tak kunjung bergeser, dan malah bergoyang ke sana ke mari.

Yura mendengus, percuma saja dia mengusir. Telinga orang itu tersumpal oleh headseat. Karena kesal, Yura menendang punggung orang itu dengan kakinya. Membuat si cowok yang tadinya berjoget ria terhuyung ke depan. Sebelah headsetnya terpental entah kemana.

"Awsu!" Umpatnya. Althan berbalik, dia menatap kesal pada Yura yang telah seenak jidat menendangnya. Tidak tau saja Yura, kalau semua anggota badan Althan ini telah diasuransikan.

"Apa?" Yura menaikkan kedua alisnya seolah bertanya dimana letak kesalahannya. "Lo berdiri di tengah pintu, dan gue gak bisa lewat." Terangnya.

"Tapi lo bisa, kan, nyuruh gue minggir baik-baik." Protes Althan dengan alis menukik tajam menatap Yura.

"Udah gue coba, lo nya aja yang gak dengar!" Ucap Yura.

"Halah bilang aja mau carmuk  kan, lo?!" Tuding Safira yang tiba-tiba saja berdiri dari duduknya. Dengan kedua tangan yang di lipat di depan dada cewek itu berdiri di samping Yura.

"Lo pikir gue itu lo? Suka caper sana-sini?" Balas Yura membuat Safira makin kesal.

Yura melengos melewati Safira begitu saja, tak lupa ia menubruk pundak Safira hingga cewek itu mengaduh.

"Memang aslinya lo itu biang keributan!"

Yura menoleh ke samping. "Gue lagi gak mood adu bacot sama lo Sak, lebih baik lo diem." Peringatnya pada Saka yang juga tengah melihat ke arahnya.

Yura duduk di kursinya, dia menaruh tasnya di atas meja dan menelungkupkan kepalanya di sana. Kepalanya dilanda pening. Huh! Kalau tau akan seperti ini lebih baik tadi dia tidak masuk sekolah.

-o0o-

"Yud, gue baksonya dua mangkok. Terus tambah batagornya satu porsi, jangan lupa sama es jeruknya," pesan Aldo pada Yuda.

Saka mendelik, "Gak dikasih sajen berapa hari lo, Do?" Sindirnya.

"Mumpung di traktir sama Sultan Sejagad ini, jangan disia-siain. Lo, kalau mau bungkus bawa pulang juga boleh kok, buat si Pipit. Kan lumayan tuh," Pipit adalah kucing peliharaan Saka yang suka caper sama Aldo kalau cowok itu bermain ke rumah Saka. Biasanya Pipit akan duduk dipangkuannya sembari menggoyang-goyangkan ekor panjangnya.

"Salah satu ciri makhluk hidup yang gak tau diri, lo banget Do." Sahut Yuda.

"Biarin aja Yud. Lo kalau mau pesen langsung aja. Habis ditransfer sama Ibu Negara." Balas Althan sembari mengeluarkan uang ratusan sebanyak lima lembar dari sakunya.

"Tuh lihat! Tolong kalau sama Althan jiwa miskin dan gak enakan lo di delay dulu." Timpal Aldo.

"Asli, makmur hidup gue punya Emak kayak lo Al." Mata Saka masih tidak lepas dari uang Althan yang kini diletakkan di atas meja.

ALTHANOnde histórias criam vida. Descubra agora