Althan Chapter 36 (END)

742 91 13
                                    

Typo harap maklum💅

Bacanya pelan-pelan aja.....







Sebelumnya, Althan tidak pernah benar-benar dikecewakan sampai seperti ini. Seminggu lebih sudah Yura menghilang darinya. Tanpa kabar, tanpa penjelasan, dan tanpa salam perpisahan.

Mulai dari Mbok Sum, orang yang paling dekat dengan Yura, Bu Sasmi, bahkan Papanya tidak ada yang mau mengatakan dimana Yura.

Mbok Sum bilang dia tidak tahu kemana dan kenapa tiba-tiba Ferdian menjual rumahnya dan pergi begitu saja.

Bu Sasmi mengatakan kalau alasan Yura pindah tidak dijelaskan secara rinci pada surat yang diberikan Ferdian sebelum membawa Yura pergi.

Papanya....

Althan tidak bisa bilang hubungan mereka baik-baik saja akhir-akhir ini. Karena memang itu kenyataanya. Sekarang saja Althan tidak menjadikan rumah sebagai tempat pulangnya. Melainkan apartemen yang ia tuju.

Althan tahu Papanya pasti mengetahui alasan kenapa Yura pergi, dan ke mana dia pergi. Tapi Arjuna tidak mau memgatakanya. Atau membantunya untuk menemukan Yura. Arjuna bungkam. Dan mengatakan kalau dia tidak bisa apa-apa kalau tanpa Arjuna.

"Cih! Gue mandi nggak minta dimandiin dia padahal." Cibir Althan. Di meja depanya ada minuman kaleng yang beberapa waktu lalu diambil dari lemari pendingin.

Dia mendesah panjang, badanya ia sandarkan penuh ke sofa. Kepalanya yang berdenyut ia pijat.

"Kenapa lo pergi kayak gini, sih... Ra?" Katanya. Dia merasa buntu. Tidak tau harus mencari Yura ke mana lagi. Meminta anak buah Papanya untuk melacak? Percuma, pasti mereka sudah diwanti-wanti Arjuna untuk tidak memberinya bantuan.

"Anjing! Baru pertama sayang beneran sama cewek, malah ditinggal. Ngenes banget gue." Keluhnya. Dia belum pernah merasakan perasaan seperti ia bersama Yura sebelumnya. Kalau pun dekat dengan seorang cewek, hanya dekat biasa. Bukan seperti dengan Yura yang dekatnya mengikat.

Ponsel yang tergeletak tak jauh darinya berdering. Althan mengambilnya. Mama.

Aruna lah yang paling memcemaskanya. Apalagi ini sudah sampai ditahap kabur dari rumah. Dalam seminggu selama ia tinggal di apartemen, Mamanya rutin menjenguknya dan membawakanya makanan serta apa saja yang dibutuhkan dalam masa peranh dinginya dengan sang Papa.
Tentu saja Aruna ada di pihaknya.

"Halo Ma..."

"Ini Papa."

"Ah... males!" Tubuh Althan menegak. "Tutup aja lah. Males ngomong sama Papa."

"Heh!"

Althan urung mematikan sambungan teleponya.

Terdengar Arjuna menghela napas dalam di seberang sana.

"Papa mau bicara, pulang dulu."

"Kalau mau bicarain soal harta gono-gini, biar pengacara Althan yang dateng."

"Masih sehat walafiat. Cepet pulang, Papa tunggu."

"Apa sih Pa? Katanya waktu Althan mau pergi Papa nggak peduli. Ini ujung-ujungnya disuruh pulang. Mau lo itu apa sih, sebenernya?"

"Enggak mau pulang? Oh... ya udah. Papa enggak jadi kasih tau kamu perihal maslaah yang buat kamu sampai minggat gini."

"Papa tutup."

Althan sontak berdiri.

"Tunggu! Althan pulang sekarang. Papa tunggu di situ. Jangan kemana-mana."

"Cepetan nyet."

ALTHANWhere stories live. Discover now