XVII

30 16 78
                                    

Selamat membaca fren ( ˘͈ ᵕ ˘͈♡)

◐◒◓◑

"Ya inilah bumi, sebelum kita meninggalkannya. Tempatmu tumbuh, bersama yang lain, menjadi bagian dari cerita hidupmu, mudah-mudahan yang indah dikenang."

Pidi Baiq.

◐◒◓◑

Pagi datang, tanpa aba-aba tanpa siasat. Hari ini langit seperti tertumpah tinta biru muda dan gumpalan kapas yang melingkupi labirin atmosfer.

Harsa pergi berangkat ngampus ketika Runa datang mengajaknya. Sudah jadi kebiasaan mereka saling antar jemput kalau mau ngampus, bergilir, gantian tiap minggu. Minggu ini giliran Runa, minggu depan gilirannya, biar bisa hemat bensin katanya.

Temannya itu sempat berbincang-bincang dengan bapaknya saat ia sedang memasukkan peralatannya ke tasnya.

Ia sempat mendengar samar-samar percakapan mereka. Ulang tahun kampus, dan kisah nostalgia bapak bertemu ibu dulu, saat di kampus. Ibu yang menurut bapak beningnya seperti ubin masjid habis dipel. Kisah klasik yang pasti sebagian besar kalian pernah mendengarnya.

Ia berpamitan dengan bapak yang masih menyeruput kopi hitam, lalu pergi dengan Runa untuk pergi ngampus menggunakan scoopy merah milik Runa.

Mereka sempat mampir ke 7-Eleven juga untuk membeli roti tunamayo dan segelas coklat panas untuk sarapan.

Mereka sampai ketika kampus masih agak sepi. Memang rencana mereka berangkat pagi-pagi karena mau nebeng wifi, jadi berangkatlah pasukan hemat ini ke kampus, menyapa penjaga kampus yang baru menyapu.

Cuaca akhir-akhir ini memang agak berangin, banyak daun-daun rapuh yang senggol dikit rubuh.

Harsa mengunyah pelan roti tunamayo di tangannya, ia mengamati Runa yang barusan membuka laptopnya sambil membuka bungkus roti garlicnya. Ia memang lebih suka roti garlic daripada tunamayo, katanya ia tidak cocok dengan yang amis-amis. Kebalikan dengan Runa, Harsa sangat suka roti tunamayo, walaupun sedikit amis, tapi mayonnaise di roti itu berpadu serasi dengan rasa daging tuna yang sudah dihaluskan.

Runa membuka youtubenya dan mulai mencari cari referensi video, yang bisa ia usulkan saat diskusi nanti bersama partnernya. Harsa menggeser duduknya, ikut nimbrung menonton youtube bersama.

Video pertama menampilkan video vlog di Korea yang bertema pastel, didominasi warna peach dan warna kalem lainnya seperti pale orange, dan ivory.

"Kalau konsepnya kayak gini bagus juga, ya?" celetuk Runa.

Harsa mengangguk mengiyakan, "Tapi agak gak cocok sama tempatnya ngga, sih?"

"Maksudnya?"

"Ini, kan tempatnya indoor gini, di dapur di kamar. Kita kan videonya outdoor,"

"Iya juga, ya. Mungkin kalau indoor kita bisa pakai ini, tapi kalau outdoor keliatannya ngga cocok," ujar Runa. "Cari lagi aja, deh," lanjutnya.

"Yang golden template kayaknya bagus juga,"

"Nah, iya! Siapa, ya, youtuber yang biasanya pakai itu?"

"Gue ikutan boleh?" Tiba-tiba sebuah suara membuyarkan diskusi mereka. Mereka serempak menoleh, ternyata Kastara yang memakai kemeja dilapisi vest hijau matcha, dan celana, berdiri di hadapan mereka mencangklong ransel hitamnya.

Runa mengangguk ramah, "Boleh-boleh, sini."

"Diskusi video, ya?"

"Iya," jawab Harsa, "Lo ada usulan, kah?"

Amigdala,  COMPLETEDजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें