XVIII

29 12 74
                                    

©picture freshbobatae

Selamat membaca fren ( ˘͈ ᵕ ˘͈♡)

◐◒◓◑

"Sering kali kita mengabaikan hal-hal kecil, padahal dari sanalah sesuatu yang besar lahir dan tumbuh."

◐◒◓◑

Ia serius.

"Wait-tunggu," Harsa berlutut berusaha mengatur napasnya.

"Lo ga ada capek-capeknya apa? Hhh," ia melambaikan tangan, menyuruh Kastara berhenti sebentar.

"Kalau bukan gegara proyek udah pulang duluan gue," Harsa mulai ngedumel.

"Yah, seperempat Bandung aja belum sampai," ejek Kastara.

Harsa melotot, gila lo.

Kastara melirik jam tangannya, waktu sudah hampir senja. "Tenang aja, waktu tadi nggak habis sia-sia, kok."

Ia berjalan mendekat menunjukkan rekamannya. Tampak rekaman kerumunan orang dan beberapa mobil bersliweran. Juga rekaman lampu lalu lintas yang kadang merah kadang hijau, kadang kalau sempat kuning ikut berkedip-kedip.

Harsa mengangguk setuju," Tapi belum cukup," kritiknya.

"Ya makanya belum sampai, kalau udah sampai bakal banyak rekam-rekam," jawab Kastara.

"Sampainya kapan, nih, gue tanya?"

"Lhah iya, ayo jalann!!" Kastara memposisikan tangannya seperti menarik tali sapi.

"Yuk bisa, yuk! Kapan lagi bisa holiday?!"

"Much talking, Kastara." Harsa dengan enggan menyeret kakunya yang terasa berat untuk berjalan, berjalan gontai mengikuti orang hiperaktif di depannya.

Kastara terkekeh pelan. Memelankan langkahnya agar orang lemot di belakangnya itu bisa mengikuti.

◐◒◓◑

"Wha-" Harsa tidak bisa berkomentar lagi saat Kastara dan ia singgah ke tempat tujuannya.

Kelap-kelip dari lampu neon berwarna ungu dan pink memijari matanya. Ramai orang bersenang-senang di dalamnya, kesenangan duniawi tidak selamanya buruk.

Hatinya berdebar-debar karena excited, ia tidak pernah terpikirkan akan mengunjungi tempat ini untuk salah satu source proyeknya, tapi, lihatlah! Itu ide brilian yang tak ia pikirkan sekarang.

Lampu neon ungu bertuliskan 'ARCADE' berkelip seolah mengucap 'selamat datang.'

Harsa memandang ke arahnya, 'gimana?' sirat tatapannya.

Harsa mengangkat telapak tangannya untuk toss dengan Kastara, "Jenius! " katanya antusias, ia melempar pandangan ke dalam, nungguin apa? Ayo masuk.

Mesin-mesin arcade ramai dimainkan oleh pengunjung. Benda kotak itu ramah meriah melantunkan lagu-lagu ceria,

"Gue udah lama nggak kesini,"

"Sama,"

"Lo dari kecil di Bandung?"

Kastara mengangkat bahunya. Kamu tahu jawabannya, Harsa.

Arcade di tahun 2000an sudah sangat langka ditemui. Bisa dibilang ini satu-satunya arcade di kota Bandung yang masih berdiri.

"Kapan, ya.. terakhir kesini..?" Harsa mengedarkan pandangannya, menikmati keramaian yang menenangkan.

Amigdala,  COMPLETEDWhere stories live. Discover now