liburan berakhir

80 7 0
                                    

Bianca sedang asik menonton bersama kedua adiknya. Yaitu Bari dan Sarka. Berebut chanel yang berbeda-beda dengan kedua adiknya itu sudah sangat biasa. Bukan hampir setiap hari, tapi kenyataanya memang setiap hari mereka selalu meributkan hal itu.

"Ih film ku aja upin-ipin itu kenapa sih. Kakak kan juga udah nonton dari tadi." Sarka mengubah chanel kembali menjadi upin-ipin kesukaanya.

"Mana bisa, jelas-jelas kamu yang udah nonton dari tadi." Memang dasarnya Bianca, mana bisa dia mengalah dengan adiknya walaupun adiknya itu masih kecil. Karena menurutnya adiknya itu memang menyebalkan. Bahkan sangat menyebalkan yang membuat Bianca tak pernah ingin mengalah dengannya.

Lagian apa yang di katakan Bianca juga benar, kalau Sarka memang sudah dari tadi menonton. Lebih tepatnya, dia hanya ingin mengacau dan ingin menang sendiri. Karena tau bahwa dia selalu di bela. Dasarnya anak licik, kecil-kecil tau dan sudah pinter ngibul.

"Nggak, pokoknya film aku. Kakak pergi aja sana." Sarka mulai marah dengan Bianca yang masih tidak ingin mengalah itu.

"Yaudah terserah, makan tuh TV. Nonton sana sampe puas." Bianca beranjak dan pergi ke kamarnya. Sebenarnya ia tak begitu ingin menonton, tapi ia memang selalu kesal dengan sikap adiknya itu. Benar sih anak kecil, tapi kecil saja sudah menyebalkan begitu bagaimana nanti besarnya.

Di dalam kamar, kebetulan sekali kamar Bianca memang dekat dapur. Kedua orangtua Bianca sering sekali ngobrol di dapur. Hal yang paling tak Bianca suka juga, karena di rumah ada dirinya, tapi di perdulikan awal-awal saja. Karena setiap hari mereka selalu saja telfonan dengan Arkan anak kesayanganya itu. Semakin menjadi lah rasa kesal Bianca.

"Arkan lagi Arkan lagi. Arkan aja terus sampe puas." Bianca karena kesal, ia langsung menutup telinganya dengan headset dan menghidupkan music dengan volume besar. Agar tak bisa mendengar lagi apa yang mereka bicarakan.

Bianca tenggelam dalam alunan music itu lalu tak lama pun terlelap. Tidur dalam keadaan hati yang dongkol. Sungguh, Bianca sering melakukan hal seperti itu.

Bianca bangun karena mungkin memang sudah waktunya bangun. Badanya sudah sakit, mungkin karena sudah kelamaan tidur. muskinya sudah mati entah bagaimana caranya musik itu bisa mati. Mungkin juga karena tak sengaja terpencet atau bahkan lagunya memang sudah sampai akhir.

Bianca beranjak dan duduk di tepian tempat tidurnya. Melakukan peregangan sedikit sambil mengusap wajahnya. Mencoba menajamkan pendengarannya, sepertinya tidak ada suara berisik seperti tadi lagi.

Saat Bianca mengecek, ternyata benar saja, rumah memang sudah kosong. Entah kemana perginya semua orang. Saat Bianca keluar rumah, samar tapi masih terdengar suara adiknya yaitu Sarkan di rumah tetangga.

Aturannya seperti biasa, Sarkan dan mamanya pasti sedang main di rumah tetangga. Bari pasti sedang main dengan temannya atau main ke pondok di kebunnya untuk mencari sinyal. Karena di kampung memang sinyal tidak stabil jika tidak di tempat yang pas. Lalu papanya? Papa pasti di kebun sekarang, yang sebentar lagi akan pulang dan meneriaki nama Sarka untuk mengambilkan air untuknya.

...

Bianca dan keluarganya sedang mengobrol. Kedua orangtuanya lengkap dengan kedua adiknya. Setelah selesai makan malam, mereka memang biasa tetap di dapur untuk saling bertukar cerita.

"Kak, cerita lagi dong." Ucap Bari menyuruh Bianca bercerita. Dia memang suka menyuruh semua orang untuk bercerita. Badannya sudah seperti mahasiswa bahkan lebih besar dari Bianca, padahal masih anak SMP. Bari juga anaknya sedikit lebih kalem, ya walaupun kadang agak susah juga di ajak bicara.

Kalo kata mamanya Bianca gini, anak mama yang paling nurut ya si Bari. Bang Arkan juga nurut selalu omongan mama. Kalo mama suruh pindah pasti pindah nanti. Karena mama gak mau jauh dari anak-anak mama. Bianca agak nyeleneh, suka gak dengerin. Suka-sukanya sendiri. Persis kayak Raka abangnya itu. Kalo Sarka kayaknya bakalan keras juga wataknya. Tapi belum keliatan sih, dia juga masih kecil.

DIBALIK LUKA (END)✅Where stories live. Discover now