luka baru

765 33 1
                                    

Hujan turun sangat lebat. Semua orang menepi karenanya. Namun tidak dengan wanita itu, satu lagi kegagalan yang baru saja ia alami, membuatnya mengutuk diri sendiri. Satu lagi hal yang paling ia harapkan akan berhasil, justru hal itu pula yang seketika mematahkan semangatnya hari ini. Di sudut kota khatulistiwa, wanita itu duduk termenung sendiri. Membiarkan setiap tetes demi tetes membasahi tubuhnya.

Pakaiannya masih sama, masih belum berubah. Ia masih mengenakan setelan khas, yaitu hitam putih. Hanya saja, kemeja putihnya itu sudah dilapisi lagi dengan sebuah cardigan yang juga berwarna senada.

Ya tuhan, kau datangkan lagi satu kegagalan ini untukku. Harus bagaimana lagi aku menyikapi ini? Kesabaranku seakan telah habis semua. Tak ada lagi yang dapat aku perbuat sekarang. Aku sedih, akupun sudah berusaha sungguh-sungguh untuk hal ini, namun kenapa semua orang masih menyalahkanku? Sampai kapan aku hanya harus menjadi beban keluarga? Tidakkah aku dipersilahkan membalik takdir itu, biarkan kali ini senyum bahagia yang terbit dari mereka. kenapa semua itu terasa begitu sulit?

...

Bianca datang dan duduk sendiri di tempat itu. Tempat yang tidak sengaja juga ia ketahui dari mantan pacar abangnya. Tempatnya tak begitu luas, namun ia masih bisa melihat setiap aktifias orang-orang yang ada disitu.

Setelah tadi ia memesan menu andalanya, lagi-lagi nomor 7 yang kini ia pegang. Nomor meja itu terus ia pandangi, dibolak-balik seakan mencari sesuatu. Nomor itu terus di pegangnya, padahal pikirannya sudah pergi entah kemana. Ya tuhan, begitu sulitnyakah menjadi dewasa?

Bianca cepat-cepat menghapus airmata yang tak sengaja membasahi pipinya, karena salah seorang pelayan mengantar pesananya. Bianca pura-pura tersenyum sambil menunduk sedikit tanda terimakasih pada pelayan itu.

Ternyata beginilah rasanya sendiri di tengah keramaian. Bianca hanya satu-satunya orang yang duduk sendiri di tempat itu. Di kanan kiri bahkan di belakangnya, kebanyakan mereka ramai bahkan paling tidak berpasangan. Huh, ternyata beginilah rasanya. Bianca menghembuskan nafas kasar sambil mulai menyendok-kan es crime special di hadapanya itu.

Dalam beberapa waktu, pintu selalu terbuka pertanda pengunjung baru mulai berdatangan. Apalagi, dari tadi belum terlihat jika ada pengunjung yang meninggalkan tempat ini. Sekali lagi, pintu terbuka menampilkan pria yang mungkin seumuran dengan Bianca mulai memasuki tempat itu. Bianca menoleh sejenak sebelum akhirnya kembali fokus pada makananya sendiri.

"Permisi, saya boleh gabung di sini? Soalnya tempat lain penuh, hanya tempat ini yang belum terisi." Bianca mendongak, ternyata itu adalah orang yang terakhir memasuki tempat ini. Bianca mulai menoleh kekanan dan kiri, mengitari setiap sudut tempat, ternyata memang benar, tak ada lagi tempat tersisa kecuali yang ada di hadapanya saat ini. "Iya silahkan, duduk aja."

Orang tadi langsung duduk di hadapan Bianca sambil tak lupa mengucap terimakasih dan memperkenalkan dirinya. "trimakasih. Oiya perkenalkan saya Daren." Ucap orang itu sambil mensejajarkan tanganya di depan dada berharap Bianca membalas uluran tanganya itu.

"Bianca." Jawabnya mantap sambil menerima uluran tangan orang itu. Bianca bukan tipe orang yang sombong, bahkan ia sangat baik hati bahkan dengan orang yang jahat denganya sekalipun. Meski pada beberapa situasi, ia pasti membutuhkan waktu lama untuk bisa kembali seperti semula.

Pertemuan itu membuat Bianca dan Daren saling kenal satu sama lain. Meski hanya sekedar nama seperti itu. Karena, tak lama setelah itu Daren juga berpamitan segera pergi karena ada urusan mendadak yang harus di urus saat itu juga.

...

Bianca melangkah malas menuruni setiap anak tangga. Ia paling tidak suka pada dosen yang mengubah jadwalnya secara tiba-tiba seperti ini. Alhasil, ia harus pulang sia-sia lagi hari ini. Padahal, rumahnya ini cukup jauh dari kampus. Rasanya ingin sekali memaki saat itu juga, namun ia ingat dan sadar betul siapa dan apa statusnya di kampus ini.

DIBALIK LUKA (END)✅Where stories live. Discover now