flashback Saga

76 4 0
                                    

Perkemahan akhir semester disambut antusias oleh banyak siswa. Ini merupakan kegiatan rutin yang dilakukan SMA 17 sebagai akhir kegiatan sekaligus sebagai kegiatan untuk menyambut ajaran baru mendatang.

Bianca dan teman-temannya sedang berunding, apakah akan ikut dengan perkemahana itu atau tidak. Karena ini juga tidak di wajibkan. Jadi hanya diperuntukan bagi yang mau ikut saja.

"Ca ayolah ikut yah?" Tara tak habis-habisnya merayu Bianca agar mau ikut perkemahan itu. Awalnya sebenarnya Bianca tidak berminat, karena pasti akan susah mendapat izin orangtunya. Ia sangat malas sekali untuk berdebat. Namun di sisi lain ia penasaran juga, karena ini perkemahan pertamanya. Bagaimana jika ternyata seru dan ia melewatkan momen ini?

"Rayu terus Tar rayu aja terus." Adi di sampingnya yang sedang main game itu terus mengompor-ngompori Tara yang sedang membujuk Bianca dengan susah payah itu.

Semuanya juga tau apa motif Tara merayu Bianca agar mau ikut ke perkemahan itu. Tara suka Kinan, salah satu sahabat Bianca. Sedangkan Kinan dan Septi sudah mengatakan jika Bianca tidak ikut maka mereka juga tidak akan ikut dalam perkemahan itu. Maka kuncinya memang hanya Bianca agar Kinan bisa ikut.

"Aku dapet apa juga kalo ikut? Males izinnya sama papa. Tau sendiri kemah yang kemarin aja aku bertengkar dulu sama orang rumah. Kemarin wajib, apa kabar yang ini cuman sunnah gini."

"Kalo masalah izin tenang aja, nanti kita yang atur. Yang penting kamu mau ikut dulu aja? yah, please?" Tara pasti memang akan melakukan apapun demi Bianca agar ikut dengan kemah itu. Semuanya tentu aja dilakukan untuk Kinan sang pujaan hati itu.

"Udah deh Tar, Biancanya jangan di paksa. Kalo dia gak bisa ya jangan di paksa."

"Ya bukanya gitu Kinan sayang, tapi kamu kan gak bisa ikut kalo Bianca gak ikut. Aku bisa apa selalin harus bujuk dia biar ikut?"

Kinan dan Septi memang sahabat Bianca sejak masuk ke SMA 17. Mereka baru kenal di SMA, tapi mereka memang cukup dekat. Bahkan orangtua Kinan dan Septi lebih percaya dengan Bianca daripada anaknya sendiri. Dalam kegiatan apapun, rasanya jika bersama Bianca maka mereka pasti akan diperbolehkan.

Bianca menimbang-nimbang apakah ia harus ikut kemah itu? "Ok fine aku ikut. Tapi jangan lupa janjinya ya? Hadapin papa aku untuk izin. Aku udah gak mau berurusan sama orang rumah masalah izin."

Tara mengangguk, wajahnya bahagia. Namun seketika ia berpikir keras bagaimana kiranya untuk izin dengan papa Bianca. Meski Tara belum pernah bertemu langsung, tapi menurut ceritanya, papa Bianca ini adalah orang yang tegas.

Bianca bangun dari tidurnya lagi-lagi karena ulah kucing yang menjatuhkan barang di dapur. "Astaga, bisa-bisanya mimpi zaman SMA dulu, padahal gak ada mikirin itu sama sekali." Bianca langsung duduk di tepi ranjang lalu tersenyum tipis. Ingat betul bagaimana dulu usaha Tara untuk membujuknya hanya demi agar Kinan juga bisa ikut.

Akhirnya sekarang juga bahagia. Tara dan Kinan sekarang sudah bahagia. Meski harus menjalai hubungan jarak jauh, tapi sejauh ini hubungan mereka masih baik-baik aja.

Bianca mengecek ponselnya, ada banyak sekali panggilan Kiara di sana setelah ia mengaktifkan data. Tadi malam saat ia ingin tidur, ia memang langsung mematikan data ponselnya agar tak ada yang mengganggu tidurnya yang indah itu.

Iseng menelfon balik, ternyata langsung di angkat meski dengan suara khas orang bangun tidur.

"Hmm kenapa?" Tanya Tara dari seberang sana. Sepertinya kesadaranya masih belum benar-benar kembali.

"Pengen cerita, tadi aku tiba-tiba aja mimpiin teman-teman SMA aku dulu. Aku mimpi waktu mau kemah semester, tepatnya waktu Tara rayu-rayu aku supaya ikut hanya karena supaya Kinan juga ikut di kemah itu." Bianca menjelaskan bagaimana mimpinya tadi yang benar-benar masih di ingatnya.

DIBALIK LUKA (END)✅Where stories live. Discover now