EPILOG

187 6 0
                                    

Waktu berjalan begitu saja, 4 tahun sudah sejak kejadian terakhir Bianca jujur dan mengatakan semua pada kedua orangtuanya. Saat ini, hidup Bianca lebih baik daripada saat itu. Lingkungan keluarga, pertemanan, bahkan pekerjaan. Semuanya menjadi lebih baik ketika Bianca sendiri sudah bisa menerima segala yang terjadi. Ketika Bianca sudah bisa berlapang dada dalam menghadapi dan menyikapi segala hal yang terjadi.

"Ca dua jam lagi ya acaranya di mulai? Sekarang masih bisa istirahat atau kalau mau prepare juga gak masalah." Sahabat sekaligus asisten Bianca dalam membantu segala pekerjaanya. Bianca senang, sekarang ia sudah bisa menjadi bermanfaat hidupnya untuk orang lain.

"Makasih Put." Hanya itu yang Bianca katakan sebagai balasan.

"Nanti aku bakalan balik lagi kesini. Sekarang mau cek tempat dulu." Puput pergi dengan tab di tanganya. Puput bekerja sangat professional meski dirinya adalah sahabat Bianca.

Bianca senang bisa dipertemukan dengan orang seperti Puput. Setidaknya, Puput bisa dikatakan satu visi misi denganya. Mereka dulu bertemu saat di bangku kuliah, tepatnya saat sama-sama menyelesaikan S2 nya.

Bianca merebahkan tubuhnya di sofa tempatnya duduk saat ini. Memejamkan mata dengan tak henti-hentinya tersenyum. Akhir-akhir ini, Bianca memang sering sekali melakukan hal seperti itu. Mungkin, itu adalah bentuk rasa syukurnya dengan segala pencapaian yang berhasil ia dapatkan sekarang. Lebih tepatnya, Bianca juga lebih menikmati hidup.

Bianca sudah mulai melupakan masa-masa kelam yang pernah menimpanya, dulu Bianca pernah mengatakan hal seperti ini, "lucu bukan? Dunia menuntutmu berdamai dengan keadaan, sementara keadaan membunuhmu secara perlahan. Otakmu di banting, hatimu di tikam, tetapi harus tetap hahaa hihii di depan semua orang."

Kini sekarang dia sadar dengan perkataanya sendiri itu. Dibalik tingkah lucu yang semesta berikan padanya, menjadi seperti inilah hidupnya sekarang. Terkadang, lelucon dan keseriusan itu beda-beda tipis. Selalu bisa membuat salah paham jika tidak benar-benar mengerti.

"Ca siap-siap acaranya udah mau di mulai." Puput muncul dari balik pintu membuat Bianca langsung membuka matanya. Tentu saja hal pertama yang Bianca lakukan adalah tersenyum. Hal yang sudah biasa ia lakukan dan mungkin sudah melekat dalam dirinya kebiasaan itu.

Hari ini adalah launcing sekaligus bedah buku terbarunya Bianca. Tulisan yang sudah sejak 4 tahun yang lalu ada di draft laptopnya, namun baru kali ini ia benar-benar ingin mempublikasikan kisah itu. Yang mungkin kisah pilu, namun juga sesuatu kisah perjalanan luar biasa dari seorang Bianca Sofie Artakia Sour.

Di atas panggung itu, lagi-lagi Puput yang menemani Bianca. Bagaikan hanya Puputlah yang paling mengertinya saat ini.

"Makasih buat semuanya yang menyempatkan untuk hadir di acara sederhana ini. Makasih untuk semuanya, siapa saja yang support dengan segala hal yang selama ini aku lakukan. Aku, anak perempuan yang kenyang dengan kalimat,

Jadilah mandiri. Jadilah perempuan yang bisa di andalkan dan berdirilah di kaki sendiri. Jangan suka bergantung ke orang lain, karena ketika kamu ditinggal oleh orang yang kamu jadikan sandaran, maka kamu akan kehilangan pegangan dan hancur.

Untungnya, aku benar-benar bisa menjadi sosok mandiri itu. Tidak goyah dengan orang yang hanya datang lalu pergi bahkan tanpa singgah. Intinya, makasih untuk semuanya."

Ucapan terimakasih yang diselipkan dengan kalimat yang penuh makna. Karena sekarang, begitulah ciri khas Bianca. Selalu mengatakan hal-hal yang penuh makna. Alih-alih tidak berguna, karena setiap apa yang dikatakanya itu selalu bisa mencuri perhatian orang lain.

"Buku yang akan launcing hari ini adalah buku yang udah aku tulis sejak 4 tahun yang lalu. Belum pernah di publish di media apapun. Bukan Buku pertama buat aku, tapi bisa dikatakan buku pertama sejak aku memilih jalan yang saat ini tengah aku jalani. Judulnya Dibalik Luka." Ucap Bianca sambil mengangkat satu buku yang di pegangnya diantara banyak buku yang sudah bersiap diserbu pembeli hari ini.

DIBALIK LUKA (END)✅Where stories live. Discover now