jogging dengan saga

67 6 0
                                    

Bianca sedang bergulat dengan tugas-tugasnya ketika ponsel yang digunkaannya mnedengar music itu berubah nadanya menjadi nada panggilan di sana. Tertera jelas nama Raka, abangnya yang pertama.

"Halo dek!" Baru saja layar di geser, sudah terdengar suara heboh Arsy di seberang sana. Arsy adalah anak Raka yang berarti keponakanya. Arsy juga memang biasa memanggilnya dengan sebutan Dek. Karena pertama kali ia bisa memanggil Bianca, ia langsung mengikuti ayahnya itu yang memanggil Bianca dengan sebutan dek.

Bahkan ketika sudah di ajari untuk memanggil tante, tapi masih saja tidak bisa. Bahkan dengan lucunya, Arsy malah memanggil tante dek. Sudahlah, ketika ia sudah mengerti nanti, pasti panggilan itu juga akan berubah seiring berjalanya waktu.

"Hai Arsy." Sapa Bianca yang tak kalah bahagianya melihat keponakanya itu tengah tersenyum padanya. Arsy memang bisa di katakan sering sekali menelfon Bianca. Ia sering menyuruh ayahnya itu untuk video call dengan Bianca. Diantara semuanya, Arsy memang dekat dengan Bianca. Itu juga sebabnya, semua semakin gencar menyebut jika Bianca memang adik Raka. Padahal sebenarnya tidak ada yang salah dengan hal itu.

"Adek lagi ngapain?" Tanya Arsy di seberang sana.

Bianca menunjukan kameranya pada tumpukan buku dan laptop di hadapanya. "Nih adek lagi belajar, soalnya lagi banyak tugas. Arsy di sana lagi ngapain?

Arsy bersemangat membawa ponselnya itu ke arah kamar yang menyimpan segala mainanya. "Aku banyak minan dek, liat nih. Ayah baru beliin aku mainan baru." Belum selesai dengan pamer mainanya itu, ia kembali keluar kamar dan menunjukan buku-bukunya yang berserakan di ruang tamu. "Arsy juga udah punya buku sebentar lagi mau sekolah."

Bianca hanya terus memperhatikan dan mengiyakan saja semua cerita dari keponakanya itu. Sudah biasa, jika keponakanya itu menelfon, pasti anak itu ingin pamer dengan barang barunya. "Iya Arsy iya. Belum banyak itu mainanya, nanti suruh ayah beli lagi ya." Bianca hanya bisa terus mengompor-ngompori saja.

Karena melihat keponakanya itu gelisah ingin mainan baru atau ingin sesuatu, cukup membuatnya terhibur. Meski Raka seolah semakin botak kepalanya karena anaknya selalu minta mainan Baru.

"Udah dek ih, kamu itu gitu terus. Nanti si Arsy pasti minta itu. Apa yang kamu sebut, dia selalu minta. Pusing abang, kalo gini bisa botak ini kepala lama-lama." Terdengar suara abangnya itu meski tak terlihat dimana orangnya. Terdengar juga kekehan kecil dari kakak iparnya.

"Udah Arsy ini makan dulu, bilang tante Arsy makan dulu." Suara kakak iparnya itu kembali mendominasi.

Tak lama wajah Arsy terpampang nyata di layar ponsel yang Bianca pegang. "Yaudah tante adek, Arsy mau makan dulu." Setelah mengatakan itu sambungan telfon putus begitu saja. Entah belajar dari mana anak kecil ini. Kelakuaknya tak jauh beda dengan neneknya.

Bianca lalu iseng membuka tik-tok sebelum melanjutkan untuk mengerjakan tugas. Namun bukannya sebentar, tapi ia justru hanyut untuk terus scroll tik-toknya itu. Melupakan niat awalnya itu untuk mengerjakan tugas.

Racun memang somed itu, kita pasti akan lupa waktu jika sudah membukanya. Jika kita memang serius untuk mengerjakan sesuatu, lebih baik jauhkan ponsel dari pandangan kita jika tidak benar-benar di perlukan. Karena itu hanya akan membuat pekerjaan kita pada akhirnya tidak terselesaikan.

...

Hari kamis sore, Bianca memutuskan untuk olahraga di gor seperti rutinitas mingguanya. Hari ini ia agak sedikit bosan dan tidak tau harus bagaimana, jadilah ia memutuskan untuk jogging. Olahraga agar sehat sekaligus membuang stress. Kebetulan tadi saat Bianca ingin berangkat, Saga menelfonya dan mengatakan ingin menemani jogging. Jadilah sekarang Bianca jogging bersama dengan Saga.

DIBALIK LUKA (END)✅Where stories live. Discover now