alasan off

82 8 0
                                    

Hari pertama kuliah hanya ada satu mata kuliah yang masuknya jam 12.30. oleh sebab itu juga Bianca menggunakan waktu paginya itu untuk berkeliling mall. Selama liburan, sudah lama ia tidak mencuci matanya dengan buku-buku baru ini.

Tanganya menyapu ke deretan buku-buku populer yang ditaruh di rak paling depan. Iya. Tujuanya tentu saja gramedia. Mana ada tempat lain yang selalu di kunjunginya selain toko buku populer ini.

Bianca berhenti sebentar menatap buku-buku di barisan paling populer, "Sabar ya, nanti ada saatnya buku karya kamu akan ada juga diantara buku-buku ini." Bianca berbisik pada dirinya sendiri.

Tatapanya mendadak sendu. Panggilan untuk MC sudah jarang, bisnis EO sampai sekarang juga belum ada titik terang. Buku-buku yang di tulisnya juga masih di taraf standar. Hanya laku sedikit meski memiliki pembaca banyak di patform online. "Gini amat ya pengen sukses. Berjuangnya harus pake banget walaupun udah gagal berkali-kali. Kalo gini ceritanya, kapan bisa buktiin ke orangtua kalo aku juga bisa sukses dengan jalur yang berbeda."

Bianca terus berjalan, karena tatapannya memang fokus dengan buku-buku, sampai ia sendiri tidak sadar kalau sudah menabrak seseorang. "Eh maaf maaf gak sengaja." Bianca masih menunduk saat mengatakn maaf. Tidak tau siapa yang sudah di tabraknya itu.

"Ca?"

Mendengar suara itu, Bianca langsung mengangkat kepalanya dan tidak menyangka siapa yang sudah di tabraknya sekarang. Dunia memang sungguh sangat sempit. Hari pertamanya di kota kahtulistiwa ini, kenapa harus Daren orang yang di temuinya pertama kali.

"K.. kak... Daren? Mm.. maaf kak."

Daren pun tak kalah terkejutnya dengan itu. Tak menyangka bisa bertemu Bianca di gramedia. "Kamu... kamu ngapain di sini?" Pertanyaan yang sungguh aneh. Rasanya Daren memang juga masih tidak menyangka dan bingung harus bicara apa.

Bianca malah melongo bukannya menjawab pertanyaan itu. Sungguh, mereka berdua memang benar-benar salah tingkah.

"Misi..." Pegawai gramedia menyadarkan mereka berdua dari aksi diam-diamnya itu. Karena mereka berdua juga terhenti di tengah-tengah lorong yang membuat orang lain susah untuk lewat.

"Emm, kak aku duluan ya?" Bianca sudah ingin beranjak sebelum pergelangan tanganya di tahan oleh Daren.

"Tunggu Ca." Bianca langsung menghentikan langkahnya lagi karena itu. Lalu menatap Daren seolah bertanya. Kenapa?

"Bisa kita bicara sebentar?"

"Maaf kak, lain kali ya? Aku ada kelas sebentar lagi. Aku harus ke kampus." Bianca sudah ingin pergi lagi sebelum lagi-lagi Daren menahannya.

"Aku juga harus ke kampus sekarang. Habis kelas aja aku tunggu kamu di café ILY ya? Kita perlu bicara. Aku tungguin kamu di sana." Setelah itu Daren yang justru pergi mendahului Bianca.

Bianca menatap sosok Daren yang telah lebih dulu meninggalkannya itu dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Ada guratan sedih di sana. Tatapan kecewa atau tatapan penuh sesal.

Tak lama setelah Daren pergi, Bianca juga menyusul Daren meninggalkan gramedia dengan tak membawa satupun buku. Meski biasanya ia memang hanya melihat-lihat, tapi sebenarnya ia hari ini berniat ingin membeli sebuah buku. Hanya saja itu sudah tak ada di pikirannya lagi sekarang.

Karena bertemu Daren, moodnya hari pertama sudah buruk. Padahal teman-temannya yang lain masih bersemangat di kelas karena ini baru pertemuan pertama. Banyak yang langsung memamerkan gaya-gaya baru mereka setelah libur semester. Tak berbeda dengan Bianca yang semester ini sudah memakai outfit yang berbeda. Hanya saja, sedari tadi ia diam setelah duduk di salah satu kursi di kelas.

DIBALIK LUKA (END)✅Where stories live. Discover now