40

1.1K 165 81
                                    

Seokjin sadar dengan apa yang telah dia lakukan. Rasa bersalahnya kian menggunung ketika mengingat raut wajah kelima adiknya saat dia memutuskan pergi dua minggu yang lalu. Mereka semua jelas kecewa padanya, tapi hanya itu yang bisa dia lakukan agar mereka mau membiarkannya pergi. Dia tidak ingin lagi melibatkan mereka dalam masalah rumit ini. Cukup sudah seluruh keluarganya yang menjadi korban, dia benar-benar tidak mau para member juga celaka. Jika itu terjadi, sungguh, Seokjin tidak tahu lagi bagaimana caranya mempertahankan kewarasan.

Sekarang dia sedang berada di stasiun kereta bawah tanah, baru saja pulang dari suatu tempat untuk bekerja sementara. Di tangan kanannya terdapat selembar foto polaroid berisi potret Bangtan ketika meraih daesang pertama. Di foto tersebut, mata mereka bengkak karena menangis tapi senyuman mereka terlihat sangat bahagia.

Jika mesin waktu itu sungguhan ada dan Seokjin hanya punya satu kesempatan untuk kembali ke masa lalu, bisa dipastikan dia akan memilih masa itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Jika mesin waktu itu sungguhan ada dan Seokjin hanya punya satu kesempatan untuk kembali ke masa lalu, bisa dipastikan dia akan memilih masa itu. Masa ketika mereka merasakan perjuangan dan rasa sakit mereka terbayar oleh kemenangan tidak terduga.

Lalu di tangan kirinya juga terdapat satu lembar foto lain. Potret seorang bayi perempuan yang tertawa menampilkan dua gigi bawahnya yang baru tumbuh.

 Potret seorang bayi perempuan yang tertawa menampilkan dua gigi bawahnya yang baru tumbuh

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Itu adalah foto terakhir Yoosun yang sempat Seokjin abadikan. Entah bagaimana kabarnya sekarang, dia tidak tahu. Dia merindukannya, ingin memeluknya, menciumnya, mendengar suaranya. Namun terbesit gusar di hatinya, apakah dia masih memiliki kesempatan untuk mendengar bibir mungil itu memanggilnya Papa?

Baru beberapa hari kemarin, Seokjin dipaksa untuk memilih salah satu di antara kedua hal yang tengah dia genggam ini. Meski dia kekeh mempertahankan keduanya, pada akhirnya dia malah kehilangan mereka semua.

Pemburu yang mengejar dua kelinci secara bersamaan justru akan kehilangan keduanya.

Pepatah itu terdengar sangat benar di telinga Seokjin. Kini bahkan dia telah kehilangan semuanya sampai-sampai dia tidak tahu apalagi hal yang tersisa di dunia ini untuk dapat dimilikinya.

"Menyingkir!"

Bahu Seokjin ditabrak seseorang dari belakang. Rupanya dia menghalangi jalan keluar stasiun yang sedang ramai itu.

Struggle • KSJ (Completed)Where stories live. Discover now