1

3.9K 340 87
                                    

Sebagai member Bangtan yang paling menyukai Seokjin, Jungkook sering mengamati perubahan suasana hati Seokjin yang menurutnya sangat menarik. Bukannya apa, Jungkook hanya kelewat penasaran apakah perasaan Seokjin benar-benar seperti ekspresi yang ditampakan, atau justru kebalikannya? Seokjin yang sangat jarang menunjukkan kesedihan mengundang rasa penasaran itu. Tidak mungkin kalau manusia tidak pernah sedih dan tertekan, bukan?

Seperti halnya sekarang, hyung-nya itu baru kembali dari menghadiri pernikahan kakaknya, Kim Seokjung, di Gwacheon. Bukannya pulang dengan wajah berseri dan bahagia, Seokjin turun dari mobil dengan wajah sendu. Tentu itu hanya sekelebat karena Seokjin langsung mengubah ekspresi begitu memasuki teras apartemen mereka. Iya, Jungkook menyadari itu karena matanya tidak pernah meninggalkan Seokjin.

"Hyung!"

"Jangan mendekat!" Seokjin mengangkat tangannya, membuat Jungkook berhenti di ambang pintu dengan heran. "Ambil tabung itu dan semprotkan kepadaku dari jauh! Tubuhku penuh virus!" kata Seokjin heboh seperti biasa.

Jungkook mendengkus tapi menurut juga, dia mengambil tabung berisi cairan desinfektan yang tersedia di dekat pintu. Melihat Seokjin yang diam menunggunya, tiba-tiba ide jahilnya muncul. Dia menyeringai senang sebelum menyemprotkan cairan sekuat tenaga.

"Argh! Stop! Apa yang kau lakukan? Stop! Hey, stob it!"

Bukannya berhenti, Jungkook malah semakin terbahak. Mendengar Manners Idol kebanggaan Korea Selatan mengumpat adalah keajaiban dunia.

"Berhenti atau kurusak semua komputermu!"

"Memangnya Hyung bisa?" ejek Jungkook puas.

"Kau!" Seokjin menggeram. Dia nekat mendekati Jungkook untuk merebut tabung penyemprot tapi Jungkook malah melemparnya kemudian lari masuk ke dalam.

"Jangan jadi pengecut, Jungkook-ah!" Mau tak mau Seokjin mengejar untuk balas dendam.

"Tangkap aku kalo Hyung bisa!" Jungkook menjulurkan lidahnya mengejek. Akhirnya mereka saling kejar-kejaran di dalam apartemen, menimbulkan suara berisik sehingga mengganggu Jimin dan Taehyung yang sedang menonton televisi.

"Yak! Berisik sekali!"

"Biarkan saja. Bukankah kita jadi punya tontonan yang lebih asyik, Tae-ya? Kau menjagokan siapa? Aku jagokan Jungkook, yang kalah bayar 1 juta ya!"

Taehyung menyikut perut Jimin, "Kau curang! Mana mungkin Jin Hyung akan menang? Tidak! Tidak ada taruhan! Kita sama-sama tahu bagaimana hasilnya."

Jimin tertawa, pendapat Taehyung sangat tepat. Seokjin memang berhasil menangkap Jungkook, tapi situasi berbalik begitu cepat. Seokjin malah tersudut ke tembok akibat bergulat dengan maknae mereka.

"Seokjin Hyung semangaat!"

Seokjin tidak benar-benar melawan Jungkook menggunakan seluruh tenaganya. Karena percuma saja, Jungkook sudah mengunci kedua tangannya di belakang pungung sehingga dia tidak kuasa bergerak. Akhirnya dia pun berhenti berontak, dan memilih jalan damai. "Jeykey, lepaskan aku, Jeykey. Aku akan membelikanmu pizza kalau kau melepasku sekarang."

Jungkook menggeleng, "Tidak mau. Nanti Hyung merusak komputerku."

"Aku tidak akan melakukan itu."

"Aku tidak percaya," cengir Jungkook.

Seokjin ikut tertawa datar, "Jungkook-ah, kau orang yang baik. Lepaskan Hyung sekarang."

"Apa keuntungannya melepaskan Hyung?"

Seokjin menghela napas. Menyesali kelicikan Jungkook, "Baiklah, kau mau apa?"

Struggle • KSJ (Completed)Where stories live. Discover now