12

1.9K 194 29
                                    


"Yoongi Hyung! Tidak usah cheesecake tidak apa-apa 'kan? Toko langganan kita sudah tutup."

Yoongi mengeluh dalam hati saat mendengar suara panik Jimin dari ponsel. Dia pun menjawab, "Coba ke toko yang pernah Jin Hyung datangi tahun lalu."

"Dimana? Aku tidak tahu dulu Jin Hyung ke toko mana saja."

Yoongi tidak berhenti mendecakkan lidahnya, "Baiklah. Hoseok akan menyusulmu, share location ke Hoseok!"

Ada jeda sedikit lama, lalu suara Jimin kembali terdengar. "Sudah, Hyung!"

Yoongi memutuskan sambungan lantas menarik napas panjang untuk berteriak, "Jeyhooopp! Susul Jimin sekarang! Temani dia ke toko kue yang pernah kau dan Jin Hyung datangi tahun-tahun lalu!"

Hoseok yang tengah mempersiapkan dekorasi di ruang tengah tampaknya kurang jelas menerima perintah Yoongi sehingga dia menghampirinya ke dapur. "Ke toko Jin Hyung? Memangnya Jin Hyung buka toko?"

Yoongi berjuang untuk tidak mengumpat kasar. Dia mengulangi lagi ucapannya dengan datar. Lalu Hoseok terlihat mengingat-ingat sebelum menjawab, "Sebentar, dulu aku ditinggal di klinik terpencil karena kakiku tertusuk paku. Jadi aku tidak tahu tokonya di mana."

Umpatan yang tertahan di tenggorokan Yoongi akhirnya tersembur juga, "Memangnya kalian jalan ke hutan sampai kau tertusuk paku begitu, hah?"

Hoseok agak mengkerut oleh sarkastis itu, "Eum, bisa dibilang begitu karena kami nyasar. Google maps-nya sinting."

"Huh! Terus sekarang bagaimana? Ini sudah hampir jam dua belas tapi kuenya belum ada!"

"Kenapa tidak beli kue tar yang biasa saja?"

"Dia sangat suka cheesecake," desah Yoongi. "Apalagi sejak kemarin dia sudah mengkode tentang itu. Aku hanya ingin mengabulkannya." Yoongi menjeda sebentar, kemudian suaranya terdengar lebih lemah.
"Jin Hyung juga selalu membelikan cheesecake meski dia sudah dapat kue tar yang besar."

"Ya mau bagaimana lagi, Hyung? Lagipula kita sudah telat kalau mau beli cheesecake, selarut ini banyak toko sudah tutup. Kalaupun masih buka belum tentu masih ada cheesecake."

Yoongi mematikan kompor setelah masakannya matang, tubuhnya bersandar lunglai pada kitchen bar. "Memang salahku yang tidak mempersiapkan semua ini dari pagi."

"Bukan salahmu, Hyung. Tapi salah kita semua. Pikiran kita hanya tertuju pada perform dan keadaan Seokjin Hyung yang ambruk. Jadi wajar saja kita lupa mempersiapkan ulang tahun Kookie." Melihat hyung-nya patah semangat begitu adalah kelemahan Hoseok. Dia tidak bisa hanya menghibur dengan menepuk bahu atau melontarkan lelucon. Dia harus bertindak sesuatu. "Tapi aku akan tetap mencarinya bersama Jimin. Aku pergi dulu, Hyung."

"Hati-hati."

Hoseok pergi dengan cepat, meninggalkan Yoongi yang masih terpaku menatap sup rumput laut yang menguarkan uap panas. Dia menyesal hanya bisa menyajikan masakan sederhana ini. Tidak yakin juga rasanya akan seenak buatan Seokjin. Satu-satunya yang membuat ia percaya diri adalah samgyeopsal dan juga pizza yang sedang dipesannya.

Pulang dari agensi jam 11 malam tentu saja membuat ia keteteran, tidak sempat membeli bahan untuk dimasak-sedangkan dia bersikeras agar Jungkook menyantap masakan buatan tangannya sendiri. Semoga saja dengan menu ala kadarnya ini, Jungkook tidak kecewa. Ah, andai saja Seokjin di sini, pasti semua akan lebih mudah.

Struggle • KSJ (Completed)Where stories live. Discover now