Kembali.

1.7K 99 14
                                    

Bonus Chapter

"Hidup yang kita jalani, memang hanya sekedar titipan."

/////

Beberapa tahun kemudian...

Panas teriknya matahari siang kali ini seakan memancarkan hal yang sama dari wajah-wajah bahagia yang tengah berkumpul di salah satu taman yang tampak sengaja hanya dibuka untuk mereka. Terlihat dari suasana taman yang sepi dan tak ada orang lain selain keluarga besar yang tengah berbagi tawa di tengah-tengah taman.

Karpet kotak-kotak berukuran besar telah digelar sedari tadi, bahkan beberapa sisinya sudah kotor oleh noda dari sepatu. Kotak bekal berisi berbagai makanan rumahan dengan kantung snack yang remahannya sudah tumpah di mana-mana tak lupa menghiasi piknik mereka saat ini.

Seperti layaknya piknik keluarga lain, tampak beberapa anak kecil yang tengah berlarian kesana-kemari dengan balon berbagai bentuk yang melayang-layang di udara, mungkin mereka tengah membayangkan jika balon-balon tersebut adalah sebuah layang-layang. Tawa riang khas anak-anak menguar seakan menggema mengisi kesunyian taman yang telah dibooking.

“DAEJUNG-AH~ BERHENTI MENJAHILI ADIKMU!”

Terdengar teriakan Seokjin yang menggema untuk mencegah anak laki-lakinya yang tengah berusaha menyembunyikan balon sang adik kembarannya yang kini tengah mengabsen warna bunga-bunga hingga tak menyadari jika balon yang sudah diberi ganjalan batu pada bagian talinya itu sudah tergelatak entah dimana.

Dae-Jung, sang anak yang jahil itu menyengir menampilkan gigi yang rapih pada sang Papa.

Taehyung yang kebetulan tengah berada di dekat sang keponakan itupun merasa gemas dengan kelakuan jahilnya, lantas memeluk serta menggelitiki DaeJung dengan hidungnya yang sesekali mengusak pipi tembam bocah berusia 4 tahun itu.

“Aku semakin tidak ragu jika DaeJung memang anak kak Seokjin, sifat jahilnya sama persis seperti dulu kakak menjahiliku dan Jungkook.”

“YAK!”

Seokjin yang tidak terima itupun berteriak dari tempatnya, Hoseok yang duduk di sampingnya hingga menutup kupingnya dengan tangannya sendiri karena teriakan Seokjin yang seakan bisa merobek gendang telinganya.

“Itu memang benar, kok. Jadi jangan marah, Pak Tua.”

Jungkook yang sedari tadi sibuk dengan snack kentang yang berada di tangannya akhirnya menyahut. Membuat Seokjin semakin membulatkan matanya. Bukannya takut, Jungkook malah menjulurkan lidahnya mengejek. Taehyung terkekeh di tempatnya dengan masih memangku sang keponakan.

“Tapi DaeJung memang mirip dengan kak Seokjin, wajah maupun tingkahnya. Maksudku, walaupun DaeHyun kembarannya, tapi dia lebih kalem dan penyabar, padahal DaeHyun adalah adiknya.”

Jimin yang hanya menjadi penontonpun bersuara.

“ITU KARENA MAMANYA, JIMIN-AH!”

Teriakan khas ibu-ibu tiba-tiba menyambar bak petir di siang bolong. Aera, wanita cantik yang kini mendapat predikat sebagai istri seorang Kim Seokjin itu berteriak dari arah tempat para wanita lainnya tengah berkumpul, area barbeque.

“Apa-apaan?! Kak Aera juga berisik!”

Jungkook yang punya kebiasaan semakin blak-blakan ketika berbicara saat semakin dewasa, membuat gelak tawa lagi-lagi hadir di tengah piknik kali ini.

“AWAS KAU JUNGKOOK!”

“Rasakan! Aku tak akan membantu untuk membujuk Aera memaafkanmu.” Seokjin tersenyum senang dari tempat duduknya, dengan wajah menyebalkan yang rasanya sangat ingin Jungkook timpuk dengan bungkus bekas snack yang sudah tak ada isinya.

Promise. [1]Where stories live. Discover now