Kesendirian.

1.3K 130 40
                                    

Part 36

"Sendiri itu adalah kutukan bagiku."

///
Pagi telah indah menyapa. Sinar matahari yang masih tampak malu-malu mulai mengintip ke dalam jendela kamar rawat salah satu pasien di rumah sakit yang sudah terbangun di pagi yang masih terbilang buta dengan tatapannya yang tak pernah lepas dari jendela ruangannya. Menatap sendu dengan penuh kekosongan yang melenggu. Dan tatapan itu tak pernah berganti sejak semalam.

Ya, pasien keras kepala itu tidak tidur semalaman.

Kantung mata yang sudah membesar itu kini tambah menghitam. Pipinya yang sudah tirus kini tambah mengurus. Tidak berbeda juga dengan tubuhnya yang makin mengurus dan seperti hanya terlihat tulangnya saja. Semenjak ia bangun dari tidur panjangnya, sesendok nasipun sama sekali belum pria itu telan.

Jimin sepertinya tengah mencoba membunuh dirinya secara perlahan.

Semenjak mendengar cerita Namjoon mengenai Ayahnya kemarin, Jimin akhirnya mengamuk hebat. Membanting barang-barang dan juga berteriak dengan air mata yang tak terhenti dari kedua matanya. Tidak ada yang bisa orang lain lakukan, selain Yoongi yang mencoba dengan tenang untuk mendekati Jimin dan memberinya obat penenang. Membuat Jimin jatuh tertidur di dalam pelukannya.

Setelahnya Taehyung datang tergesa-gesa, langsung menghampiri Seokjin dan meminta penjelasan. Seokjin menceritakannya, semuanya.

Taehyung juga merasa dibodohi.

Karena pria itu juga tidak tahu perihal siapa yang mendonorkan paru-parunya untuk Jimin.

Dan setelah Taehyung tahu, ia seperti hancur. Taehyung merupakan tubuh kedua Jimin, apapun yang Jimin rasakan, maka Taehyung akan lebih merasakannya dua kali lipat.

Bilang saja Taehyung bodoh karena begitu tidak menyadari keadaan. Alasan mengapa Ayah Jimin tidak pernah datang, alasan mengapa Paman Han tak menunjukkan batang hidungnya ketika hari operasi Jimin, alasan mengapa rumah sakit begitu cepat menemukan donor paru-paru yang terbilang langka, dan alasan-alasan lain yang kini terasa terjawab dengan otomatis. Ya, Taehyung merasa bodoh. Sangat bodoh.

Tapi, perkara siang itu akhirnya hanya berlalu. Sampai sekitar pukul sepuluh malam tadi, Jimin kembali terbangun. Memandang langit-langit kamar rawatnya dengan tatapan kosong. Tak ada siapapun diruangannya, ia sendirian.

Sendirian

Sendiri

Jimin benci sendiri.

Dan tanpa siapapun ketahui, bocah itu tidak tertidur lagi hingga pagi menyambut.

Memandangi jendela seakan dirinya ingin lompat dan segera bertemu keluarganya. Seperti hal yang mudah, namun tak kunjung Jimin lakukan sejak semalam.

Ceklek!

Pintu ruangannya terbuka. Jimin, pria itu sama sekali tak ada minat untuk melihatnya apalagi menyapanya karena Jiminpun sama sekali tidak bergerak dari posisinya.

Dan yang datang, itu adalah Yoongi. Membawa nampan penuh dengan makanan dan juga kue-kue manis yang sengaja ia bawa untuk 'membujuk' Jimin agar segera makan. Entahlah, mungkin Yoongi pikir Jimin adalah anak berusia 5 tahun yang sedang mogok makan.

Promise. [1]Where stories live. Discover now