Sekolah Baru

2.1K 265 10
                                    

Part 5


Hari-hari baru dengan segala jalan cerita rekaan-Nya yang akan selalu disyukuri.
Itu harus, jika tidak Ia akan murka.








///
06 Januari 2016

Back To School, kata paling membosankan bagi sebagian murid. Harus duduk berjam-jam demi mendengarkan seseorang berbicara di depan kelas itu sunggung membuat mereka jengah. Harus kembali berkutat dengan tugas dan pekerjaan rumah yang memuakkan. Membuat kepala pusing ingin meledak. Harus memulai rumus-rumus baru yang sialnya sudah pudar terlupakan oleh senangnya hari liburan. Lalu, habislah nasibnya ketika guru menanyakan dan ia hanya bisa menganga tanpa menjawab.

Tapi, tenang. Sudah dikenalkan bukan seorang pria dengan kecerdasan luar biasa?

Kim Taehyung, sama sekali tidak merasa jengah. Ia justru bersemangat bangun pagi dan pergi ke sekolah barunya.

Iya, baru.

Kim Taehyung akan masuk Sekolah Menengah Akhir, yang kata orang adalah masa terindah dalam hidup. Sungguh, Taehyung tidak sabar. Ia turuni tangga rumahnya dengan kelewat sumringah, menyapa Ayah dan Bundanya sembari mengecup singkat pipi mereka sebelum ia duduk di kursinya, melengkapi kehangatan dalam sarapan keluarga Kim.

"Senang sekali kamu, Tae?"

Bundanya mengusak rambut anak keduanya dengan gemas. Jungkook belum turun dari kamarnya, jadi Sang Bunda bisa sesuka hati memanjakan Taehyung. Jika ada Jungkook, jangankan untuk memanjakan. Hanya sekedar memberi Taehyung nasi saja Jungkook cemburu. Dasar, anaknya yang manja.

"Tentu. Aku akan mendapatkan teman baru, Bun. Aku tidak sabar."

Senyum cerah terbit begitu saja.

"Bunda sampai lupa, Nak. Umur berapa kamu itu. Apa benar, anak Bunda ini sudah masuk Sekolah Akhir? Apa tidak salah, hmm?"

Bundanya berkata begitu halus. Wajahnya yang cantik menjadi sangat cantik dengan sapaan halusnya setiap pagi. Taehyung bersyukur mendapat ibu seperti Bundanya.

"Anak Bunda yang bernama Taehyung ini sudah besar. Akan menjadi pengembara ilmu kelak. Doakan ya, Bun!"

"Tentu anakku. Bunda akan mendoakan apapun kebaikanmu. Tapi manjamu itu, Tae. Bunda sampai ragu jika kamu benar-benar akan menginjak Remaja. Bukan lagi anak kecil yang merengek pada Bunda untuk dibelikan permes dan balon."

"Anak apa yang bisa tidak manja pada Bunda yang secantik dan selembut Bunda? Kak Seokjin saja masih suka meminta pelukanmu saat kakak lelah. Tidak akan ada yang bisa menolak kelembutanmu, Bundaku sayang."

"Kenapa aku jadi dibawa-bawa anak nakal?"

Seokjin datang dari arah kamar mandi. Baru selesai membersihkan tubuhnya setelah ia harus mempelajari semalaman tentang prosedur operasinya untuk hari ini. Seokjin tidak tidur sama sekali, dan hanya memelototi layar komputer serta berkas-berkas pasiennya. Syukurlah, operasi itu di lakukan petang nanti. Jadi, Seokjin bisa beristirahat sebentar setelah ini.

"Kak Seokjin kenapa marah? Kakak 'kan memang masih suka manja ke Bunda. Kakak harus mengalah! Ada Jungkook yang butuh dimanjakan Bunda!"

Promise. [1]Where stories live. Discover now