Kabar Buruk dan Baik

1.8K 173 24
                                    

Part 21

Tidak apa-apa.
Tuhan hanya sedang menguji,
Takdir hanya sedang mencoba untuk lebih menguatkan,
Dan semuanya akan berjalan baik-baik saja.

////
Suara elektrokardiogram menggema di seluruh ruangan yang akan dibenci oleh siapapun di seluruh dunia ini. Sudah tiga hari berlalu, tapi orang yang sedang tertidur di atas ranjang rumah sakit itu masih saja enggan untuk membuka matanya ; Park Jimin ...

... dan Kim Taehyung, lelaki itu hanya bisa memandangi tubuh sahabatnya yang dikelilingi dengan berbagai alat yang tentu saja ia kenal, tapi sangat enggan untuk Taehyung sebutkan. Ia benci situasi seperti ini.

Tepat tiga hari yang lalu, saat Jimin dilarikan ke rumah sakit dengan Taehyung yang terus menggenggam tangan Jimin sampai brangkar itu memasuki ruang UGD, tak ada hentinya Taehyung menangis malam itu. Menunggu lebih dari tiga jam di depan ruangan dengan segala pertanyaan yang seakan mencoba untuk membunuhnya. Taehyung itu calon dokter, dan ia sudah bisa mendiagnosa sendiri apa yang baru saja terjadi. Pasti ada yang tidak beres.

Setelah lebih dari tiga jam Taehyung menunggu dengan resah di koridor rumah sakit yang sunyi malam itu, akhirnya dokter yang kini Taehyung kenal bernama Yoongi itu keluar dari ruangan di mana Jimin di masukkan tadi. Dengan wajah sayu dan mata yang sembab, pria itu menjelaskan keadaan Jimin yang kembali drop ketika memasuki ruangan UGD. Yoongi tidak sampai mengatakan bahwa Jimin Koma, tapi Yoongi sendiri tidak bisa memastikan kapan Jimin akan bangun nantinya. Dan dengan kalimat itu saja, Taehyung tahu bahwa Jimin memang sakit. Sakit yang sangat parah.

Dan paginya Seokjin datang dengan langkah terburu-buru, masih dengan memakai pakaian biru-birunya, khas orang yang baru saja menyelesaikan operasinya. Ya, Seokjin baru saja selesai dari ruang operasi pagi itu, setelah bertugas melawan waktu untuk bisa menyelamatkan pasiennya dari malam, akhirnya Seokjin selesai paginya. Dengan kabar baik bahwa ia bisa menyelamatkan sang pasien.

Beberapa jam setelah Seokjin datang, Hoseok akhirnya datang juga. "Kakak harus menutup kedai dulu semalam, lalu saat diperjalanan ada sedikit kendala yang membuat kakak tidak bisa langsung menyusul. Maaf, kakak baru bisa datang siang ini." begitu katanya ketika Taehyung bertanya tentang kemana pria itu semalam.

Dan ruang rawat VIP yang merupakan tempat Jimin tertidur inilah yang sudah menjadi tempat makan, beristirahat, mandi dan juga mengerjakan tugas selama tiga hari belakangan ini untuk Taehyung. Sedetikpun ia tidak mau meninggalkan sahabatnya yang benar-benar telah membuatnya ingin mati berdiri.

Pintu ruang rawat Jimin terbuka, lalu masuklah Yoongi dengan satu perawat mengikutinya di belakang. Taehyung yang melihat keberadaan Yoongipun segera berdiri dari sisi ranjang Jimin dan berjalan ke arah sofa di pojok ruangan.

Yoongi mulai memeriksa Jimin, tapi Taehyung tidak mau mendekat samasekali. Taehyung benar-benar tidak mau mendengar penjelasan tentang kesehatan Jimin dari mulut siapapun, kecuali mulut Jimin sendiri yang akan menjelaskan semuanya padanya nanti.

Setelah Yoongi selesai memeriksa Jimin dan menyuruh perawat tadi untuk keluar, Yoongipun berjalan menghampiri Taehyung yang duduk di sofa dengan tangannya yang sibuk pada ponsel.

"Kakakmu menyuruhmu untuk pulang, tapi ternyata kau masih ada di sini. Kakakmu memangnya tidak akan marah nanti?"

Yoongi duduk disebelah Taehyung. Melirik ponsel yang berada di tangan Taehyung yang ternyata hanya sedang di scroll ke atas dan ke bawah di halaman sosial medianya.

Promise. [1]Where stories live. Discover now