Diam

1.4K 171 7
                                    

Part 13

"Aku menjadi orang yang paling penakut,
dan aku benci itu."


////
Sudah satu minggu berlalu semenjak kejadian tak terduga itu. Jimin yang tiba-tiba pingsan dan membuat semuanya menjadi tampak aneh di mata Taehyung. Dan soal barang bukti itu, Taehyung benar-benar mengambilnya.

'emm... Tae, penjaga perpus memberikanmu sebuah obat?'

'obat apa? Aku tidak menerima apapun. Memangnya obat siapa?'

'oeh, bukan. Bukan apa-apa.'

Maaf Jim, tapi Taehyung terpaksa berbohong. Jika tidak begitu, mungkin Taehyung akan terus menjadi orang bodoh dengan tidak tahu apapun tentangmu sampai kapanpun.

Dan masalah obat itu, kini sudah berada di tangan Seokjin. Taehyung baru berani menyerahkan obat tersebut pada kakaknya tadi malam, lalu meminta Seokjin agar mengeceknya di Laboratorium rumah sakit. Seokjin sempat tidak setuju, bagaimanapun juga ini harus disetujui oleh Jimin. Dan Seokjin juga mengkhawatirkan mental sang adik. Jika hasilnya nanti adalah hal yang tidak diinginkan, Seokjin berani bersumpah jika Taehyung pasti akan sangat sedih.

'kau yakin, Tae?'

'tentu kak. Lakukanlah, kumohon.'

'tidak ada yang tahu hasilnya. Berjanji pada kakak, apapun hasilnya nanti tidak ada yang perlu dipikirkan. Semuanya akan baik-baik saja, oke? Janji? Kamu bisa memastikan hal itu? Bahwa kamu tidak akan sedih berlarut-larut ketika sudah mengetahui hasilnya?'

Dan Seokjin hanya mendapatkan anggukan penuh keraguan malam itu.

Dan semenjak seminggu terakhir ini, Taehyung seakan menghindari sosok Jimin. Dia hanya akan menjemput Jimin jika memang Jimin yang memintanya, dan Taehyung lebih memilih pulang naik bus atau taxi ketika ia tidak membawa kendaraan. Entahlah, Taehyung seakan tidak siap jika ditanya perihal mengapa ia berubah akhir-akhir ini, atau mungkin Taehyung belum siap untuk melihat cahaya redup dari kedua sorot mata Jimin. Sebenarnya, tidak ada alasan yang pasti tentang mengapa Taehyung menjauh akhir-akhir ini, karena semuanya hanyalah kekhawatiran yang membendung dalam kepalanya. Seakan bendungannya tersebut akan pecah kapan saja jika Taehyung harus bertemu -apalagi jika harus berbicara dengan Jimin.

Mungkin Taehyung bisa saja langsung menangis pada saat itu juga di hadapan Jimin yang masih bisa mengatakan hal konyol yang samasekali tidak bisa membuat Taehyung tertawa lepas.

Taehyung tak siap. Segala hasil Laboratorium yang keluar, Taehyung belum dan tidak akan pernah siap.

****

"Aku pulang..."

Sore itu, tidak terlalu telat bagi Kim Taehyung untuk menyapa rumahnya. Tapi, hal ini menjadi aneh karena mendengar sapaan lirih dari Taehyung yang membuat seisi rumah sudah bisa memastikan bahwa Taehyung sedang tidak baik-baik saja.

Taehyung yang nampak sedang tidak dalam mood yang bagus itupun langsung melesat ke kamarnya. Melewati Jungkook yang tengah menonton acara Kartun kesayangannya dengan malas. Tidak biasanya

Jungkook juga tidak mau ambil pusing. Paling-paling kakaknya itu akan membaik dengan sendirinya nanti. Sudah menjadi kebiasaannya jika Taehyung dalam keadaan suasana hati yang kurang baik."Dia akan menjadi sedikit menyebalkan." Begitu kata Jungkook.

Dan pada detik selanjutnya pintu utama rumah Kim kembali terbuka. Menampilkan sosok tampan dengan bentuk tubuh yang tegap dan tinggi.

"Kakak pulang!"

Promise. [1]Where stories live. Discover now