Maaf

1.6K 174 7
                                    

Part 22

"Jangan tersenyum seperti itu, bodoh!"


////

"Kembalikan sendokku, alien!"

Sore itu benar-benar menjadi sore yang patut untuk disyukuri. Jimin bisa kembali dan terus mengomel sepanjang hari.

Setelah Yoongi mendapat panggilan dari perawat bahwa Jimin sudah sadar, saat itu Yoongi, Seokjin dan juga Taehyung langsung berlari seperti orang kesetanan menuju ruang rawat Jimin. Perasaan bahagia tentu saja turut mengikuti, Taehyung bahkan tak ada henti-hentinya untuk tersenyum dan mengucapkan syukur sepanjang perjalanan dari kantin menuju ruang rawat Jimin.

Dalam otaknya ia tidak sabar untuk memukul kepala Jimin dan meminta segala penjelasan, tapi hatinya meminta hal lain. Hatinya tak sabar untuk bisa memeluk Jimin seerat-eratnya.

Dan hatinya akhirnya menang. Ketika Yoongi selesai memeriksa Jimin, Taehyung langsung menghambur ke pelukan Jimin. Tak segan-segan untuk memeluk makhluk mungil itu erat-erat, sampai Jimin sesak dibuatnya.

Yoongi dan Seokjin yang menyaksikan pertunjukan mari-kita-berpelukan itu hanya bisa terkekeh dan menggeleng gemas. Dalam hati Seokjin, ia bersyukur karena Taehyung tidak marah pada Jimin. Seokjin pikir, mungkin Taehyung akan merasa kecewa dan berlanjut dengan pertemanan mereka yang tiba-tiba berantakan. Benar-benar tidak bisa di bayangkan jika hal itu terjadi.

"Kembalikan sendokku, Tae! Aku bisa makan sendiri!"

Suara Jimin kembali mendominasi ruang rawat yang sudah seperti kamar hotel tersebut. Taehyung tak ada henti-hentinya untuk tidak menempel pada Jimin semenjak siang tadi. Dan kini, bocah itu sedang berusaha untuk menyuapi Jimin yang Jimin tolak mentah-mentah.

"Kak Yoongi, tolong aku!"

Jimin beralih menatap Yoongi yang sedang duduk di sofa ujung ruangan. Mencebikkan bibirnya dan menghentakkan tangan kirinya yang terbebas dari selang infus. Persis seperti anak kecil yang sedang merajuk.

"Ey... Sejak kapan seorang Park Jimin bisa merajuk dan bertingkah seperti anak kecil? Kenapa aku tidak pernah tahu?"

Jimin lalu menatap Taehyung dengan tajam,

"Bukan urusanmu!"

Taehyung terkekeh dan masih berusaha untuk menyuapi satu sendok penuh yang sudah terisi dengan bubur.

"Turuti saja, Jim. Kau harus makan lalu minum obat. Habiskan buburmu."

Yoongi akhirnya angkat bicara setelah diam dan hanya menyaksikan aksi keduanya yang seakan lebih seru dibandingkan dengan acara di televisi.

"Kak Yoongi tidak membantu. Kakak harusnya membelaku!"

"Berisik, berisik! Sudah, makan saja ini. Apa susahnya sih?!"

Taehyung kembali menyuapkan sesendok bubur yang kali ini diterima dengan pasrah oleh Jimin.

Jiminpun akhirnya menerima suapan Taehyung dan mengunyahnya dengan malas. Sengaja untuk melama-lamakan makanannya.

Promise. [1]Where stories live. Discover now