Ulang Tahun Taehyung.

1.4K 145 50
                                    

Part 33

"Buktikan saja padaku, aku sudah tidak percaya dengan kata 'doakan saja'. Aku muak dengan itu."


///
Setiap kata berhasil yang selalu dikenang oleh banyak orang, tersimpan proses dengan perjuangan yang tidak main-main. Membutuhkan segenap raga untuk mencapai keberhasilan, suatu akhir di mana orang-orang malah melupakan bagaimana sakitnya proses.

Maka, katakan saja jika Jimin sedang di dalam fase itu. Fase di mana ia akan berjuang mati-matian untuk mencapai suatu keberhasilan bersama orang-orang baik yang Tuhan kirimkan untuknya.

30 Desember, Taehyung akan menghapus tanggal ini dari hidupnya jika hari ini tidak berjalan sesuai dengan rencananya. Ya, hari ini pria tampan yang tampak kurus –karena aksinya yang menyiksa diri untuk tidak tidur dan jarang makan karena sahabatnya itu, sedang berulang tahun. Tepat pada hari ini.

Semalam, Taehyung dibangunkan oleh Seokjin ketika pria berbahu lebar itu kembali dari ruangan Yoongi untuk memberi tahu adiknya bahwa Jimin akan dioperasi pada keesokan hari. Taehyung yang mendengar kabar itupun seketika membuka lebar kedua matanya dan bertanya ‘apakah ini sungguh?’ kepada Seokjin ribuan kali. Taehyung senang, tentu saja. Ini ‘kan yang selalu ditunggu-tunggu oleh semua orang?

Maka dari itu, pagi-pagi buta tadi, sebelum Jimin dipindahkan keruangan khusus sebelum memasuki ruang operasi, Taehyung mencoba untuk berbicara pada Jimin terlebih dahulu. Menyapanya dan mengingatkan pada sahabatnya itu untuk jangan pernah meninggalkanyannya, mencoba membujuknya agar mau kembali dengan iming-iming janji yang akan mereka ciptakan suatu hari. Ayolah, Taehyung masih ingin mewujudkan impiannya untuk menua dan melihat anak serta cucunya bersama dengan Jimin. Jadi, sahabatnya itu harus kembali padanya, apapun yang terjadi.

Dan kini Taehyung, Jungkook (yang memang libur semenjak natal kemarin), Hoseok (yang sudah datang dari pagi buta setelah diberitahu Yoongi bahwa hari ini Jimin akan menjalani operasi), serta Ayah dan Bunda Taehyung yang juga turut hadir di depan pintu ruang operasi Jimin. Sedangkan Seokjin dan Yoongi tengah berjuang bersama Jimin di dalam sana.

Taehyung, anak itu sudah menangis semenjak Jimin dimasukkan ke dalam ruang operasi dan kini pria matanya sudah sembab itu sedang berada di dalam dekapan sang Bunda yang setia menenangkan. Sedangkan Jungkook dan Hoseok tengah duduk di sebrang kursi yang diduduki Taehyung dengan perasaan gusar. Membayangkan bagaimana gentingnya keadaan di dalam sana. Berbeda dengan sang Ayah Kim yang sedari tadi terus berjalan layaknya setrikaan. Bagaimanapun, Jimin sudah ia anggap seperti anaknya sendiri.

“Bun?”

Taehyung bergumam di sela-sela isak tangisnya yang semakin mereda. Sang Bunda yang dipanggilpun menjawab dengan lembut serta berkali-kali menghapus keringat di dahi sang anak.

“Ada apa? Taehyung haus?”

Tapi Taehyung menggeleng. Ia semakin merapatkan pelukannya pada sang Bunda, membuat wanita berumur hampir 50 yang masih terlihat muda itu mengerutkan dahinya. Ada apa dengan anaknya?

“Bun... J-jimin akan sembuh ‘kan? Jimin akan kembali dan memberiku hadiah ulang tahunku ‘kan?”

Sang Bunda kembali mengeratkan pelukannya pada sang anak setelah mendengar pertanyaan yang begitu sulit untuk ia jawab. Ia sendiri tidak tahu seberapa banyak peluang dari operasi ini, yang pasti hanya inilah satu-satunya cara agar Jiminnya kembali. Hanya ini, begitu penjelasan si anak sulung padanya tadi pagi.

“Taehyung percaya pada Jimin ‘kan? Maka jangan ragukan perjuangan yang sudah Jimin lakukan. Jimin akan kembali, jangan khawatir.”

“T-tapi, tapi Jimin belum berjanji, Bun. Jimin belum mengucapkan janjinya padaku. A-aku takut.”

Promise. [1]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang