Kembalinya Jimin.

1.4K 153 36
                                    

Part 34

"Ketersiksaan yang sesungguhnya adalah kesendirian."

///
Badai pasti berlalu, setidaknya begitu pengungkapan yang dapat Taehyung terima dalam hidupnya. Seberat apapun masalah yang ia hadapi, Taehyung percaya jika masalah itu pasti ada jalan keluarnya, walau terbilang lambat, tapi Taehyung tetap mempercayai itu.

Satu minggu telah berlalu. Waktu yang terbilang cepat, namun juga termasuk lambat untuk seorang Taehyung. Setelah hari operasi Jimin satu minggu yang lalu, akhirnya pagi tadi Yoongi mengatakan jika kondisi Jimin sudah lebih baik, sehingga Yoongipun mengatakan jika Jimin akan segera sadar dalam waktu dekat. Yang langsung tak dapat lagi membendung rasa senang Taehyung.

Hari ini Taehyung sudah memulai kuliahnya kembali. Pagi tadi setelah mendengar kabar dari Yoongi di rumah sakit, ia langsung pergi ke kampusnya. Hari ini dosennya akan memberikan materi pembuka sebelum semester baru akan di mulai, sebenarnya tidak ada yang terlalu penting hari ini. Karena setelah dosen masuk dan berbicara seolah-olah sedang berbasa-basi di depan kelas, kelaspun berakhir. Membuat Taehyung mati bosan di dalam kelasnya dengan beberapa anak yang memilih untuk tidak pulang terlebih dulu. Taehyung tidak terlalu terbuka dengan teman-teman sekelasnya, entahlah, sepertinya ia tertular penyakit Jimin yang tidak bisa terlalu terbuka pada orang baru. Padahal jelas-jelas saat SMA dulu ia bisa berteman dengan siapa saja.

Mungkin kini ia telah merasa cukup. Cukup hanya dengan adanya Jimin.

"Hey!"

Lamunan Taehyung seketika buyar karena panggilan yang ia yakini adalah untuknya. Taehyung menoleh, mendapati salah satu teman sekelasnya yang sudah menyampirkan tasnya pada salah satu punggungnya.

Itu Hanbin, Taehyung kenal dengannya. Karena secara kebetulan pula Hanbin adalah temen sekelasnya yang duduk tepat di hadapannya.

"Aku?"

Tanya Taehyung sembari menunjuk dirinya sendiri. Yang lalu dijawab dengan anggukan Hanbin, membenarkan bahwa yang ia panggil adalah Taehyung.

"Ada apa?"

"Taehyung 'kan? Mau ikut bergabung?"

Taehyung menaikkan salah satu alisnya tanda tidak mengerti. Bergabung kemana? Bukankah ia tidak terlalu kenal dengan teman-teman sekelasnya?

"Kemana? Em... maaf, aku tidak terlalu mengenal teman sekelas."

Hanbin terkikik sesaat mendapat jawaban yang seakan sangat polos dari bibir Taehyung. Kenapa Hanbin baru menyadari jika teman sekelasnya ada yang sepolos Taehyung?

"Teman sekelas ingin membicarakan soal materi yang baru saja Dosen Ahn berikan tadi pagi di kantin. Hanya tinggal kau yang belum memutuskan untuk ikut atau tidak. Kami menunggumu di kantin, jadi kau akan ikut?"

Taehyung sedikit terkejut dengan itu. Pasalnya ia benar-benar tidak mengetahui soal jadwal apa saja pada hari ini, ia pikir setelah dosen tadi memberikan materi maka jam kuliahnya sudah berakhir. Dan kini Taehyung merasa bodoh karena melupakan jadwal rutin di kelasnya setiap pergantian semester.

"Maaf, aku benar-benar lupa soal itu. Iya, aku akan ikut. Aku akan segera ke sana."

Taehyung jadi merasa kikuk di hadapan Hanbin, membuat Hanbin diam-diam tertawa di dalam hatinya.

"Baiklah, aku tunggu di kantin. Sampai jumpa!"

Dan setelahnya punggung Hanbin semakin menjauh, keluar dari kelas. Setelah memastikan jika Hanbin sudah tidak terlihat lagi, Taehyung lantas menepuk-nepuk kepalanya sendiri, merasa bodoh karena melupakan hal ini. Pantas saja kelas tampak sepi, biasanya anak-anak yang lain akan bersinggah terlebih dahulu di kelas, walau hanya untuk duduk di tempatnya masing-masing dan membaca buku mereka kembali.

Promise. [1]Where stories live. Discover now