𝟸𝟸. 𝙰𝚣𝚞𝚛𝚊

275 94 2
                                    

≪•◦ ❈ ◦•≫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Kastel itu berdiri kokoh di tengah danau. Seluruh bangunan berwarna merah bata. Ukurannya lebih besar dari yang pernah Arthur bayangkan sejak kecil. Sebuah jembatan batu terhubung dari halaman depan kastel sampai ke daratan. Namun, mereka tidak berlama-lama memandangi kastel itu sebab ada hal yang lebih mengejutkan.

"Siapa kau?" tanya Axel, penuh keterkejutan.

Luka Arthur terasa semakin perih. Wajahnya pucat sebab sakit itu terasa hingga ke seluruh tubuhnya. Duyung tadi sepertinya menyebarkan racun.

Lulu telah berubah menjadi seorang wanita muda berkulit gelap, rambutnya yang keriting dan panjang diikat satu ke belakang. Netranya berwarna ungu. Wanita itu cantik dengan gaun berwarna gelap. Namun, senyumnya mengerikan. Jika saja mereka tidak melihat secara langsung saat Lulu berubah tadi, mungkin mereka tidak akan percaya jika wanita itu adalah Lulu.

"Tentu saja aku Lulu. Ah, bukan. Perkenalkan, aku Azura," katanya masih dengan senyum yang sama.

Sedetik kemudian, tiga manusia serigala datang. Azura memberi kode kepada ketiga manusia serigala melalui anggukan kepala. Arthur mengenali mereka. Manusia serigala pembuat onar yang sulit ditangkap. Tubuh mereka besar dan berotot. Berpenampilan kotor dan berbau tanah serta darah. Kuku mereka yang panjang dan tajam tampak seperti diisi oleh tanah. Mereka berwujud manusia. Tentu saja, bulan purnama belum muncul. 

Sudah jelas, Azura yang memanggil mereka kemari. Tiga manusia serigala itu langsung memegangi Arthur, Axel, dan Florence. Tidak membiarkan ketiga manusia itu pergi ke mana-mana. Apalagi mendekati kastel.

"Kami menolongmu, menyelamatkanmu, memberimu makanan, dan mengajakmu kemana pun kami pergi."

"Kau bodoh, Axel. Bukankah kau sendiri yang berkata bahwa dunia ini aneh dan menyimpan banyak hal mengerikan?" Azura tersenyum miring. Wanita itu mengejek kebodohan Axel.

Arthur yang semakin lemas pun mulai bertanya, "apa kau disuruh Mirinda?"

"Tepat sekali. Kau memang cerdas, Yang Mulia." Wajah Azura semakin riang.

"Kau menjijikkan!" kata Florence.

"Musuh paling mengerikan adalah mereka yang paling kau percaya. Aku tidak akan heran jika kalian memakiku." Azura maju mendekati Arthur. Tingginya hanya sampai dagu Arthur. Akan tetapi, wanita itu terlihat mampu mengalahkan Arthur dengan begitu mudah. "Sayang sekali, sepertinya usahamu untuk merebut Sidra kembali tidak akan berhasil."  Azura menepuk-nepuk pelan pipi kiri Arthur.

Wanita itu kemudian berjalan menuju jembatan. Ketiga manusia serigala itu pun ikut. Namun, mereka tidak akan membawa Arthur, Axel, dan Florence menaiki jembatan.

"Bersiaplah. Sebentar lagi kalian akan menjadi hidangan lezat untuk mereka." Azura berbalik sebentar. Kemudian melanjutkan perjalanan menuju kastel.

The Lost Castle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang