𝙴𝚙𝚒𝚕𝚘𝚐𝚞𝚎

598 99 9
                                    

≪•◦ ❈ ◦•≫

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

≪•◦ ❈ ◦•≫

Langit mulai bergemuruh. Awan hitam yang berkumpul di atas membuat sinar mentari terhalang. Tentu, hujan yang sangat deras akan turun sebentar lagi.

Orang-orang yang berada di tempat terbuka buru-buru mencari tempat berlindung saat hujan sudah benar-benar turun. Kecuali, dia yang sudah berhari-hari tergeletak tak sadarkan diri di tanah lapang. Jangankan untuk berlindung, untuk membuka mata pun ia tidak sanggup. Ah, setidaknya belum.

Hujan semakin deras. Membuatnya basah kuyup. Petir semakin ganas. Membuat orang-orang takut terkena sambarannya. Namun, inilah yang wanita itu nantikan bahkan sejak ia masih sadar.

Perlahan, kalung di lehernya mulai mengeluarkan cahaya. Cahayanya semakin terang dan menyilaukan. Namun, tak bertahan lama. Cahaya itu kembali redup. Kalungnya telah menghilang. Dan, ia pun dapat membuka mata.

Wanita itu mulai mengubah posisinya menjadi terduduk. Meski ia begitu lemah dan menahan sakit. Namun, ia tidak ingin bertahan di tempat itu.

Setelah merasa sedikit mampu, ia mulai berdiri. Hujan masih turun dengan begitu deras. Wanita itu mulai berjalan pelan, bermaksud pergi mencari tempat berlindung.

≪•◦ ❈ ◦•≫

E N D

The Lost Castle [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang