0

431 11 0
                                    

Haiiii selamat datang di cerita baruku, semoga kalian suka sama cerita ini.

Cuma mengingatkan, kalau semua ceritaku itu minor problem semua. Jadi kalo kalian yang mengharapkan masalah yang wow bisa cari cerita lain tapi kalo mau diterusin juga ngga papa. Thank you for supporting my story.

Happy reading

Taruhan

Apa yang kalian pikirkan kalau mendengar kata itu?
Mainan?
Bahan bercanda?

Bagiku itu kata yang membuat pintu neraka dihidupku terbuka. Kata itu yang membuat aku ada di posisi sekarang.

Menjadi boneka dari laki-laki brengsek yang sekarang sedang berdiri di hadapanku.

"Wih kalo barangnya gini si gue mau"

"Bukan cuma lo, gue juga mau"

"Saya ngga pernah setuju sama taruhan kalian. Dan kalo kalian mau taruhan cewek, tolong cari cewek lain. Saya ngga punya waktu buat ladenin kalian" ucapku menahan emosi.

Laki-laki itu membungkukkan badannya agar sejajar denganku. Tersenyum sinis sambil memasukan Kedua tangannya ke dalam saku jaket. "Apa yang udah jadi keputusan gue ngga bisa diganggu gugat. Cewek kaya lo ngga punya hak buat angakat bicara"

Aku mengepalkan kedua tanganku erat. Berusaha menahan emosiku yang hampir memuncak. "Ngga tau ada yang namanya hak asasi manusia ya? Mau saya kasih tau?"

Laki-laki itu menatap tajam mataku lalu memajukan wajahnya mendekati wajahku. Aku balas menatapnya tajam.

"Gue ngga butuh ceramah lo. Sekarang beresin nih markas! Gue balik ke sini udah harus beres!" Laki-laki itu pergi meninggalkanku sendiri, teman-temannya pun ikut pergi bersamanya.

"Sialan. Berani-beraninya jadiin gue taruhan" ucapku emosi.

Happy EndingWhere stories live. Discover now