26|end

227 6 3
                                    

Kondisi kamarku sekarang benar-benar tidak bisa dibilang rapi karena baju yang berserakan. "Han. Lo nyari baju yang gimana sih? Ini gue cuma makan loh sama Juna" ucapku duduk di tengah-tengah tumpukan baju.

"Ck, emang makan tapi lo juga mau nembak Juna kan? Jadi harus perfect dong" balas Hana semangat. "Gue udah siapin baju kok. Dan kenapa lo ngomong kalo gue mau nembak Juna?"

Hana menghentikan gerakannya lalu menoleh ke belakang, menatapku sambil mengerutkan keningnya. "Lah bukan??"

Aku mengalihkan pandanganku sambil berdehem untuk menghilangkan rasa gugup. "Ya... Ngga salah sih" gumamku.

"Bukan itu masalahnya! Ini kamar gue berantakan woy!!!" Ucapku kesal. Hana hanya tertawa melihatku. "Dengerin gue. Lo harus pake dress biar Juna makin klepek-klepek sama lo, siapa tau sebelum lo nembak dia. Dia duluan yang nembak lo"

***

Akhirnya aku memilih memakai pakaian yang dipilih oleh Hana. Sepertinya memang pilihan yang tepat karena saat melihat baju yang aku siapkan Hana mencak-mencak tidak jelas.

"Anjir Kanaya! Lo mau nembak orang pake baju kaya gini hah?!!! Sweater sama celana jeans? Sebelum lo ungkapin perasaan, Juna udah kabur duluan kali

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Anjir Kanaya! Lo mau nembak orang pake baju kaya gini hah?!!! Sweater sama celana jeans? Sebelum lo ungkapin perasaan, Juna udah kabur duluan kali. Lo mau Juna digondol cewek yang dandanannya lebih modis? Udah fiks no debat lo pake baju yang gue pilih, titik pake tanda seru ngga ada tanda tanya pokoknya" Aku meringis mengingat ucapan Hana tadi.

Aku menghembuskan nafas gugup sebelum membuka pintu cafe di depanku ini. Aku menaiki tangga menuju rooftop.

"Juna" Juna membalikan tubuhnya, menatapku intens. Aku mengusapkan tanganku pada dress yang aku pakai, merasa gugup di tatap Juna seperti itu. "Hem. Kenapa? Jelek ya?"

Juna menggeleng sambil berjalan ke arahku. Melingkarkan tangannya di pinggangku. "Awesome" bisik Juna.

Aku merasa pipiku panas seketika. "Udah lama?" Tanyaku. "Ngga kok, gue aja yang datengnya kecepetan" jawab Juna sambil menarik tanganku menuju meja yang akan kami tempati.

Juna masih belum mengalihkan pandangannya dariku. "U-udah pesen makan belum?" Tanyaku lagi.

"Belum. Nungguin lo. Mau makan apa?"

"Emmm, samain aja" jawabku setelah berfikir. Juna tertawa mendengar jawabanku. "Yakin? Nanti ngga dimakan lagi"

"Yakin" Juna mengangguk lalu bangkit dari duduknya berjalan menuju meja pemesanan di rooftop. Sistem pemesanan di cafe tidak menggunakan waiters tapi pelanggan yang menghampiri meja pemesanan. Biasanya pelanggan langsung memesan setelah sampai di cafe.

Aku menatap pemandangan kota yang terlihat dari rooftop lantai tiga ini. Aku berjalan menuju pagar pembatas yang terbuat dari kaca. Menghirup udara malam.

Aku terkejut saat ada tangan yang melingkar di perutku. "Tumben ngajak keluar duluan? Kenapa hm?" Juna mengeratkan pelukannya. Aku merasa geli dengan hembusan nafas Juna yang menerpa leherku.

"Emang salah dinner bareng pacar?" tanyaku pelan.

Tubuh Juna tiba-tiba menjadi kaku lalu kembali rileks. Juna menarik pipiku lalu mencium pipiku berulang kali.

Cup

Cup

Cup

Cup

Aku menatap kesal Juna. "Jangan cium-cium"

Juna kembali menarik pipiku lalu menggigitnya. "Aw"

"Nyebelin banget sih!" aku menyubit lengan Juna. "Nyebelin gini tapi lo cinta kan?"

Blush

"Cie sampe merah gitu pipinya" ucap Juna menoel pipiku berulang kali. Aku langsung memeluk Juna, menyembunyikannya wajahku yang sudah merah hingga ke telinga.

"Makasih" ucap Juna.

"Buat?" tanyaku pelan.

"Semuanya. Awalnya emang taruhan tapi sekarang gue ngga akan lepasin lo. Gue bakal tanggung jawab karna udah jadiin lo taruhan, tapi gue ngga nyesel. Karna taruhan itu gue bisa milikin lo. Gue bakal bikin lo yang jadi happy ending di hidup gue" jawab Juna.

Juna menangkup kedua pipiku. Menempelkan dahinya ke dahiku. "I love you more, more, and more Ayana Evira" bisik Juna.

Aku tersenyum. "I love you too Arjuna Mahardika"


The end

Haiiiii

Gimana endingnya?

Suka?

Ngga suka?

Semoga sih suka ya. Aku mau ucapin terimakasih karna kalian mau baca dan support cerita aku. Mohon maaf kalo ceritanya ngga jelas atau gimana, karna aku masih amatir dalam membuat cerita jadi aku terima saran dan kritik dari kalian.

Jangan lupa baca ceritaku yang lain ya

~sasapy

Happy EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang