20.

3.1K 84 1
                                    

Kirana merentangkan kedua tangannya sembari membuka jendela kamarnya,cahaya pagi masuk menembus kaca kamar.

"Triingg.."

Suara notifikasi handphone nya berbunyi.

Sebuah pesan dari nomor asing tertampang di layar handphonenya

"Hay aku Jason,save nomorku ya!"

"Dari mana lelaki itu mendapatkan nomorku?" Ucap Kirana membatin.

"Ehem.."suara serak menyadarkan Kirana dari lamunannya, rupanya Axel sedang memperhatikannya dari arah pintu kamarnya.

"Aku akan mengundang keluarga besar untuk acara akhir pekan nanti" Jelas Axel singkat,kemudian dia melanjutkan ucapannya

"Jaga kesehatanmu, sampai acara itu tiba" Axel membalikan tubuhnya sembari berjalan menjauhi Kirana.

Kirana menatap kepergian Axel,matanya terpaku pada cincin di jari manisnya.

Cincin itu sama persis dengan cincin yang teman kantor Axel pakai, seorang wanita hamil yang selalu mengganggu waktu Axel akhir-akhir ini.

"Ughh.." kepala Kirana terasa pusing jika ia memaksakan untuk berfikir dengan keras.

"Aku akan menyelesaikan permainan ini Axel" ucap Kirana pelan.

..................

Yezzie tengah duduk di meja makan,tangannya memotong buat apel.

Pikirannya masih mengingat kejadian kemarin,dimana ia di teror oleh nomor asing yang mengancamnya.

"Ahh.." darah mengalir dari jari Yezzie,tanpa ia sengaja ujung pisah menyayat jarinya.

"Sialan" ucap Yezzie menggerutu.

Akhir-akhir ini Axel sibuk dengan urusan kantornya,apalagi akhir pekan nanti Axel akan mengadakan pesta perusahaannya.

Tentu saja orang-orang akan memuji Kirana sebagai istri sah dari Axel.

Yezzie menghela nafas.

"Hubungan diam-diam ini akan berekahir secepatnya kan?"

Yezzie mengelus perutnya,sembari membayangkan keluarga yang akan ia bangun nanti.

................................

Beberapa pelayan menyerahkan katalog perhiasan yang akan Kiranaa pakai akhir pekan nanti, Kirana tersenyum tipis sembari menatap kaca besar di kamarnya.

Dres yang ia pilih adalah Dres yang mirip dengan dres pernikahannya bersama Axel beberapa tahun yang lalu.

"Mama.." suara dari ambang pintu mengejutkan Kirana.

"Ya sayang ada apa?" Tanya Kirana.

"Em.. aku kangen tante cantik"

Senyum di bibir Kirana perlahan memudar,kemudian dia mengelus kepala Brian.

"Dengar sayang,ada suatu hal yang harus kau ketahui tentang tante itu" ucap Kirana pelayan, kemudian dia menyuruh semua pelayan keluar dari kamarnya.

Hanya ada Biran dan Kirana.

"Serahkan tanganmu" perintah Kirana

"Ampun maa..." Rengek Brian

Plak..
Plak...
Namun Kirana tidak perduli dengan rengekan Brian ,sebuah buku katalok ia hempaskan di atas tangan kecil Brian.

"Hentikan rengekan itu, aku sudah cukup muak mendengar nama wanita jalang itu" bentak Kirana,Brian berteriak sekencang-kencangnya.

"Ampun maa sakitt...."

AFFAIRWhere stories live. Discover now