24.

5K 109 1
                                    

Kehidupan yang membosankan,itulah yang Yezzie rasakan setelah menikah 7 tahun dengan Axel.

Ia tak lagi bisa mempunyai seorang anak, kepergian bayinya menjadi pukulan yang hebat untuk Yezzie.

"Sudahlah sayang,ayo makan" bujuk Axel,namun Yezzie tidak memperdulikan sekitarnya

Pandangan matanya kosong,menatap keluar jendela yang memperlihatkan para tetangganya sedang bermain bersama anak-anak mereka.

"Sayang,apakah kita bisa seperti mereka" tanya Yezzie sembari menunjuk ke arah tetangganya di luar jendela.

Axel menghela nafas,pertanyaan ini sudah ribuan kali Yezzie lontarkan pada Axel.

"Mantan istrimu menghancurkan hidup kita!"

"Kalau dia tidak bertindak seperti itu pasti bayi kita sudah tumbuh menjadi gadis yang cantik"pekik Yezzie, Axel memeluk istrinya sembari meresakan emosi Yezzie yang menggebu-gebu.

"Tenanglah sayang.."

Kriingg..kriinggg..

Suara handphone Yezzie berbunyi, dengan cepat Yezzie menepelkan handponenya ketelinganya.

"Dengan siapa di sana?" Tanya Yezzie dengan volume suara yang pelan.

"Hay! Lama tidak berjumpa.. "
"Apakah kau tidak ingat tentang anak yang pernah kau titipkan di panti asuhan beberapa tahun yang lalu?"
"Anak itu, aku menemukannya"

Hanphone di tangan Yezzie terjatuh, ia menatap Axel dengan tatapan gembiranya.

"Sayang,aku mendapatkan kabar yang baik"

💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙💙

Di tempat lain,Kirana tengah duduk di restaurant milik kekasihnya.

Brian memakan makanannya dengan lahap, Kirana bersyukur memiliki seorang kekasih yang mau menerima dirinya apa adanya.

Kirana ingat sekali, beberapa bulan setelah perceraiannya dengan Axel. Jason datang untuk menghiburnya.

"Hay Kirana, dimana suamimu? Aku ingin meminta maaf karena telah mengajakmu berdansa malam itu" tanya Jason pada Kirana,namun Kirana menggelengkan kepalanya sembari tersenyum kecut.

"Aku bercerai dengan suamiku"jawab Kirana, Jason sebagai teman lama Kirana tampak sangat respect pada perceraian Kirana.

Jason selalu datang di malam hari untuk sekedar memasakan makanan yang lezat untuk Kirana dan Brian.

Ketika Kirana sakit,Jason selalu ada merawat Kirana. Hal itulah yang membuat hati Kirana menjadi luluh dan jatuh kedalam pelukan Jason.

Kirana tersenyum tipis menatap ke arah Jason dan Brian,dua sosok yang sangat berarti di kehidupannya.

"Apakah kau ingin menambah lagi?" Tanya Jason pada Brian.

Brian dan Jason sudah cukup akrab, terkadang mereka bermain basket bersama di halaman belakang rumah Kirana.

"Mau!? Makanan di restaurant paman sangat enak" puji Brian, Jason tertawa kecil sembari mengacak rambut Brian dengan gemas.

Kriingg kriiinggg.....

Suara telepon Kirana berdering, dengan cepat Kirana membuka handphonenya.

"Dengan siapa?" Tanya Kirana dengan volume suara yang pelan.

Jason dan Brian yang sebelumnya bercanda ria kini terdiam melihat ekspresi wajah Kirana yang tiba-tiba berubah ketakutan.

"Ada apa ibu?" Tanya Brian.

Tangan Kirana bergetar,telepon genggam yang ia pegang terjatuh ke lantai.

"Hey ada apa Kirana?" Tanya Jason menyelidik.

Kirana menatap ke arah Brian dan Jason secara bergantian.

"A-ada yang sedang mengincar.."
"Mengincar Brian" jelas Kirana.

Jason mengerutkan dahinya,kemudian Jason memungut handphone Kirana di lantai.

Sebuah notifikasi pesan masuk di handphone Kirana.

"Aku telah mengikutimu beberapa tahun ini"

Jason menekan tombol ke menu pesan masuk, pengutit itu mengirim beberapa foto yang memotret Kirana dan Brian dari kejauhan.

Tanpaknya foto itu di ambil tanpa sepengetahuan Kirana dan Brian.

Jari Jason berhenti mengusap handphone Kirana sembari menengok ke arah sekitarnya.

"Pengutit itu memotret kita malam ini" ucap Jason memperlihatkan sebuah foto yang dikirim oleh pengutit itu.

"Kirana, ayo kita pergi dari sini" ajak Jason, sudah sewajarnya sebagai lelaki ia akan melindungi Kirana dan calon anak tirinya.

Mata Kirana menyapu seluruh restauran, namun tidak ada orang dengan gerak-gerik misterius di sekitar mereka.

"Tetapi, aku penasaran apa motif dari pengutit itu" ucap kirana lirih, Jason mengelus pundak Kirana Sembari menenangkan wanita itu.

"Lihat pesan ini, pengutit itu meminta kita untuk menemuinya " Jason menunjukan layar handphone ke arah Kirana.

Kirana menatap Jason dengan tatapan penuh arti, sepertinya Kirana sudah lelah menerima teror dari orang yang mengusiknya akhir-akhir ini.

"Apakah kita harus menemuinya?" Tanya Jason, Kirana menganggukan kepalanya dengan ragu.

"Mungkin.. kurasa harus"

Jason menghela nafasnya, ia menatap ke arah Brian, tampaknya anak itu sama bingungnya dengan sang ibu.

"Baiklah kita berangkat sekarang"

....

Jangan lupa votenya ya 🖤
Thanks for reading my story✨

AFFAIRWhere stories live. Discover now