Part 32

28.1K 3.1K 413
                                    

Jaehyun membukakan pintu mobil untuk Taeyong, ya mereka baru saja sampai di kantor. Sesuai ucapan Jaehyun kemarin, setelah dari kantor mereka akan pergi ke rumah orangtua Jaehyun. 

Hal itu membuat Taeyong sedikit panik dan ragu, ya mau bagaimanapun keluarga Jaehyun itu keluarga yang terpandang, berbeda dengannya. Ia hanya takut kedua orangtua kekasihnya itu tidak merestui mereka. Memikirkannya saja sudah membuat Taeyong deg-degan, namun Jaehyun selalu mengatakan jika ia akan meyakinkan orangtuanya nanti jadi Taeyong tidak perlu khawatir. 

"Terimakasih Jaehyun." Ucapnya setelah lelaki Jung itu menutup pintu mobilnya lagi. 


Tersenyum hangat, Jaehyun meraih tangan Taeyong untuk ia genggam sebelum keduanya masuk ke dalam lift. Hanya ada mereka berdua di dalam lift, Jaehyun memberikan kecupan ringan pada pelipis Taeyong. "Makan siang ke ruanganku ya." Ucapnya. 

Taeyong mengangguk, "tentu saja, makan siang di cafe atau bagaimana?" Tanyanya. 

"Menurutmu lebih enak di cafe atau di ruanganku?" Tanya Jaehyun balik. 

Berpikir sejenak, Taeyong pun terkekeh sebelum menjawab. "Di ruanganmu tentu saja, kita bisa melakukan apapun di ruanganmu tanpa di lihat orang lain." Balasnya. 

Mendengar hal itu membuat Jaehyun tertawa pelan, ia menciumi pucuk kepala Taeyong dengan sayang. "Gemas sekali sih, memang apa yang ingin kau lakukan hm?" 

"Cium? Peluk? Tidak tau, aku bisa melakukan apapun padamu bukan?" 

"Tentu saja baby, kau bisa melakukan apapun padaku." bisa

Taeyong tertawa pelan, ia berjinjit kecil untuk mencium pipi Jaehyun. "Terimkasih hehe." 

Pintu lift terbuka saat sampai di lantai ruangan Taeyong, dengan begitu Jaehyun melepaskan genggaman tangan keduanya. "Sampai jumpa nanti sayang." Ia memberi kecupan singkat pada bibir Taeyong. 

"Ya, semangat bekerjanya." Ia menepuk pelan dada Jaehyun. 

"Kau juga baby." Jaehyun menepuk pelan pantat Taeyong sebelum akhirnya lelaki cantik itu keluar dari lift. 


Ia melambaikan tangannya pada Jaehyun yang juga melakukan hal tersebut. Setelah pintu lift tertutup, Taeyong pun berjalan dengan santainya ke arah meja kerjanya. Sudah ada beberapa teman Taeyong yang sudah stand by di meja kerja mereka juga. 


"Selamat pagi manajer Choi." Sapa Taeyong pada Ren yang sedang menyesap kopinya.

Ren tersenyum lalu balik menyapa Taeyong. "Pagi Taeyong, oh aku sudah meletakkan laporanmu di atas meja kerjamu ya." 

"Apakah itu baik-baik saja?" 


"Tentu, kau hanya perlu meminta tanda tangan direktur Kim dan sekretarisnya setelah itu kau bisa langsung memberikannya pada Jung sajangnim." Ren tersenyum menggoda ketika ia menyebutkan Jung sajangnim. 

Taeyong menatap Ren penuh curiga, "ya, ada apa dengan tatapanmu?" 

Ren tertawa pelan, "tidak ada haha, selamat bekerja Taeyong." 

Taeyong hanya menggeleng lalu berjalan ke arah meja kerjanya, ia melihat meja Wonwoo yang masih kosong. Kemungkinan lelaki bermarga Jeon itu belum datang. 


Sementara itu, Jaehyun kini bejalan keluar dari lift menuju ruangannya. Seperti biasa, Eunbi sudah duduk manis di meja kerjanya. "Selamat pagi sajangnim." Sapa sekretaris Kwon.

"Pagi, hari ini tidak ada pertemuan bukan?" Tanya Jaehyun memastikan. Ya, ia sudah meminta Eunbi untuk mengosongkan jadwal pertemuannya hari ini dan meminta wanita itu untuk mengatur ulang jadwal karena Jaehyun akan pergi ke rumah orangtuanya nanti. 


Mettled {Jaeyong}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang