Part 4

60.5K 6.5K 879
                                    

 Taeyong mengusak wajahnya kasar, karena bos cabulnya itu kini Taeyong tidak bisa fokus mengerjakan pekerjaannya. Kepalanya di penuhi oleh Jaehyun yang sudah beberapa kali mencuri kecupan pada bibirnya, sepertinya sebentar lagi Taeyong akan gila. 


"Aaarrggghhh." Pekiknya pelan membuat Wonwoo dan beberapa karyawan lain menoleh ke arah Taeyong dengan tatapan aneh.


Lelaki bermarga Lee itu memejamkan matanya sebelum menempelkan wajahnya pada meja kerjanya, ini gila! Tepukan di bahu membuat Taeyong terpaksa membuka matanya dan ia melihat Wonwoo yang sedang menatapnya. "Kenapa Woo?"


Wonwoo mendesah pelan. "Harusnya aku yang bertanya padamu, kau itu kenapa? Tiba-tiba berteriak seperti itu." Tanyanya, benar bukan harusnya Wonwoo yang bertanya kenapa lelaki bermarga Lee itu.


Menghela napas dalam Taeyong pun menggeleng. "Tidak apa Woo, hanya sedikit stress saja sepertinya aku butuh refreshing." Jawabnya lesu, memang Taeyong hampir stress karena bosnya itu. 


Wonwoo pun mengangguk lalu mengambil botol air minumnya dan memberikannya pada Taeyong. "Ini minum dulu agar lebih tenang." Dan Taeyong pun menerimanya dengan senang hati.


"Lee Taeyong." 


Taeyong berdiri ketika manajer Choi memanggilnya. "Ya?" 


Ren mengisyaratkan pada Taeyong untuk mendekat padanya, dengan begitu Taeyong berjalan mendekati Ren yang sedang memegang berkas. "Ini berkasmu yang kemarin, sudah aku periksa namun ada beberapa kesalahan jadi kau benarkan dulu ya, sudah aku tandai setelah itu kau minta tanda tangan Jung Sajangnim lalu stempel pada sekretaris Kwon." Jelas Ren, ia memberikan berkas itu pada Taeyong.



Tanda tangan Jung Sajangnim? Berarti Taeyong harus bertemu lelaki cabul itu lagi? Bisa tidak sehari saja Taeyong tidak bertemu bosnya itu? Sungguh ini pertanda buruk.


"Baik Hyung, aku akan membenarkannya dahulu." Tersenyum kecil Taeyong pun mengambil berkas tersebut. 


"Besok harus sudah selesai lengkap dengan tanda tangan dan stempel ya Lee agar minggu depan kita bisa langsung mempresentasikannya." Pinta Ren.


Mengambil napas berat Taeyong pun mengangguk. "Oke akan aku usahakan." Jawabnya pelan sebelum ia kembali ke meja kerjanya. 


"Kau di suruh minta tanda tangan Jung Sajangnim ya?" Tanya Woseok, teman kerja Taeyong juga.


"Huum, kenapa? Kau juga?" Tanya Taeyong balik. 



Wooseok menggeleng, "Aku sudah kemarin, persiapkan saja dirimu karena Jung Sajangnim akan memintamu melakukan hal berat ataupun tak masuk akan sebelum dia memberikan tanda tangannya." Seru Wooseok membuat Taeyong memiringkan duduknya mengarah ke Wooseok.



"Kau di suruh apa?" Tanya Taeyong penasara.



Wooseok mendesah pelan sebelum menjawab. "Aku di suruh membeli lima makanan di restoran yang berbeda dalam waktu satu jam." Jawabnya. "Untungnya saat aku memasuki ruangan Jung Sajangnim kemarin pas waktunya habis, jika tidak maka aku tidak tau apa yang akan terjadi padaku." 


Mata Taeyong membelalak. "Apa Jung Sajangnim selalu seperti itu?" 



"Huum, jika kau tidak menjalankan perintahnya siap-siap saja kau di pecat dan kemungkinan kau tidak bisa mendapatkan pekerjaan lagi setelah kau keluar dari perusahaan ini karena Jung Sajangnim akan memblacklist namamu." Jelasnnya.



Taeyong bergidik ngeri sebelum kembali fokus pada berkas dan komputer di hadapanyya. Kepalanya sedang membayangkan apa perintah yang akan Jaehyun berikan nanti, semoga saja itu tidak sulit.



Mettled {Jaeyong}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang