1. AWAL KESIALAN

293K 13.2K 417
                                    

“Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.


Follow Instagram baru aku
@wp.uchihacia
@monicafenii

Follow tiktok aku juga
@uchihacia_

“Abang habis sarapan anterin aku sekolah, ya?” pinta Gaby dengan gaya memelas, menatap sosok tampan yang ada di hadapannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

“Abang habis sarapan anterin aku sekolah, ya?” pinta Gaby dengan gaya memelas, menatap sosok tampan yang ada di hadapannya.

Si Bambang yang lagi asik scroll Tiktok refleks menoleh ke sumber suara. “Tumben minta dianterin segala biasanya juga naik gojek?

Gaby meringis, “Sebenarnya adek dapet poin lagi Bang,” jedanya sebentar membuat Satria melotot tidak percaya. 

“Jadi nanti bantuin aku—”

“Jadi wali lo lagi?!” potong Satria cepat.

Laki-laki 25 tahun itu sudah bisa menebak apa yang bakal adiknya jelaskan. Apalagi melihat tingkah gadis di depannya yang tersenyum lebar tanpa dosa membuatnya bertambah gemas.

Sudah tiga bulan lamanya ia menjelma menjadi baby sister untuk Gaby karena ditinggal kedua orangtuanya bekerja di Amerika. Segala kebutuhan gadis tengil itu dirinya yang tanggung, bahkan untuk pembalut saja tidak pernah absen ia belikan tiap bulannya.

Satria meletakkan kasar IPhone-nya. “Kenapa setiap ada masalah mesti gue yang maju, hm?”

Senyum Gaby luntur dengan sorot mata yang menatap tajam orang di depannya. “Lo itu kakak gue bukan sih? Heran jadi saudara gak ada gunanya banget.”

Satria tersenyum miring mendengarnya. “Kalau gue nggak mau?”

Dagu pemuda itu diangkat sedikit tinggi, salah satu hobinya adalah membuat adiknya marah-marah. Secara sudah seminggu dia tidak mendengar suara galak dari seorang Aretha Gaby.

“Ihh..., Abang jahat!!” seru Gaby hampir membanting sendoknya. “Dasar manusia setengah kera!”

Nah kan, keluar juga tanduknya, batin Satria tersenyum puas.

“Lah marah?” Satria cengengesan. “Jadi minta tolong nggak nih?”

“Bodo,” jawab Gaby ketus. Gadis itu berdiri lalu pergi. Namun sebelum itu dia berbalik menatap tajam Satria. “Anterin gue sekolah buruan!”

Satria menggeleng pelan sambil cengengesan melihat bagaimana tingkah adiknya yang begitu kekanak-kanakan. Padahal sebentar lagi tuh bocah bakal lulus SMA tapi kelakuannya masih aja kek anak TK. 

“Lama banget sih!” gerutu Gaby begitu melihat mobil hitam Mercedes-Benz milik Ayahnya keluar dari garasi.

Dengan cepat dia segera membuka pintu mobil lalu masuk dan duduk dengan wajah kesal di samping pak kusir yang sedang berkerja.
 
“Ngebut bisa gak sih? Udah telat nih,” protes Gaby mengingat jika pagi ini kelasnya bakal ada ujian Fisika. Mampus-mampus!

ALFA Where stories live. Discover now