“Stop Comparing Your Self With People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.• •
Hai, sudah siap baca part khusus SULTAN??Jangan lupa vote dan komen sebelumnya!!
Typo? Tandai aja
Happy Reading❤❤
Riuh, adalah kata yang pas untuk menggambarkan keadaan lapangan basket yang ramai dipenuhi teriakan siswa-siswi yang menyoraki cewek yang berdiri di tengah lapangan. Semuanya bermula ketika primadona SMA Cempaka menyatakan cintanya kepada sang kapten basket yang terkenal galak seantero sekolahan.
Dia adalah Sultan Rajendra Putra. Anak dari seorang Excecutive Vice President dan juga cucu kesayangan dua CEO besar di Jakarta. Nggak heran sih, selain good looking dia juga good rekening. Siapa coba yang gak tertarik sama cowok berkharisma seperti SULTAN?
“What, itu serius Meimunah nembak Sultan?!” tanya Bilqis heboh menunjuk pemandangan yang sedikit jauh di depannya. “Njir, kaum hawa menangis melihat ini.”
“Lo udah tahu gimana Bela ngapain mesti kaget?”
Bilqis berdecak, “Gue bukannya kaget tapi malu. Dimana-mana yang namanya cowok itu nembak cewek bukan malah cewek nembak cowok.”
Jeno mendengus, ia sebenarnya tidak minat menonton tontonan yang tidak berfaedah di hadapannya jika bukan karena manusia jadi-jadian di sampingnya yang menyeretnya kemari.
Sedangkan di tengah lapangan terlihat tiga orang sedang di kelilingi beberapa anak-anak yang menonton aksi nekat Bela, si primadona yang berdiri menghadap ke salah satu cowok di sana.
“Bel, lo serius nembak dia?” tanya Rangga seraya menunjuk beruang kutub di sebelahnya. “Gini ya, Bel, gue saranin mending lo nembak cowok lain selain dia. Lo tau sendiri Sultan itu brengsek—kkKKK, NJRIT!! SAKIT BANGSAT!!”
“Makanya dijaga mulutnya udah tau Samsul galak.” peringat Ica cewek yang tak kalah cantik dari Bela.
“Ck! Nama gue bukan Samsul, Ca!” sahut Sultan setelah ia dengan sengaja menendang kaki Rangga hingga membuat laki-laki itu berteriak kesakitan.
Ica terkekeh, kemudian merangkul lengan sahabatnya manja. “Udah nyaman, Tan. Lagian mau nama lo diganti siapa juga lo itu tetap ganteng dimata gue.”
Sultan tersenyum miring sambil melirik Ica di sampingnya.
“Alah siah boy! Jadian kagak bucin iya,” cibir Rangga. Cowok rese yang terkenal pintar bermain basket setelah sang kapten itu kembali menghadap ke arah Bela yang sedari tadi hanya diam memperhatikan.
YOU ARE READING
ALFA
Teen FictionGimana jadinya kalau seorang badboy jatuh cinta pada pandangan pertama? Pada seorang gadis yang ternyata adalah adik dari sahabat kakaknya? Ketua geng yang seharusnya sangar di depan anak buahnya malah berubah bucin, sebucin-bucinnya sama si cewek �...