15. LOVE YOU

107K 6.2K 59
                                    

Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.


Happy Reading!!
Don't forget to vote, gaes!!

Gaby menutup wajahnya yang memerah dengan telapak tangan saat kejadian memalukan beberapa menit yang lalu kembali terlintas di benaknya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Gaby menutup wajahnya yang memerah dengan telapak tangan saat kejadian memalukan beberapa menit yang lalu kembali terlintas di benaknya.

Ah sial, seharusnya ia marah atau memberontak saat Alfa mencium pipinya, tapi gilanya ia malah dengan senang hati menerima bahkan meroda disaat yang tidak tepat. Sinting!

“Ayo pulang,” ajak Alfa setelah mendapatkan benda yang ia butuhkan.

Lelaki itu keluar dari kamarnya. Menutup pintu kamar lalu tidak lupa menguncinya kembali. Namun ketika ia berbalik gadis yang berdiri di depannya terlihat sedang melamun, dengan jail ia mencubit pipi Gaby gemas sampai membuat gadis itu mengaduh.

Sadar dari lamunannya Gaby pun beringsut, menjauh dari jangkauan Alfa. “Jangan mulai deh gue masih tremor.

“Terlalu panas, ya?” goda Alfa sambil menampilkan smirk andalannya.

“Diem, jangan bahas lagi!” sentak Gaby memalingkan wajahnya.

Sial. Gue malu banget, anjir! batin Gaby seraya menggigit bibir bawahnya.

Alfa tersenyum tipis melihat ekspresi menggemaskan Gaby di depannya. Dengan gerakan pelan ia mengangkat dagu Gaby, membawa wajah cantik itu lebih dekat dengannya.

“Jangan di gigit nanti sakit,” ucap Alfa mengusap bibir Gaby sensual. Sorot matanya pun juga terlihat berbeda dari sebelumnya.

Jantung Gaby berdetak kencang ketika matanya bertemu netra gelap milik Alfa. Sejenak ia terpaku, menyelami dengan dalam kedua iris mata yang selalu membuatnya jatuh ke dalam pesona laki-laki itu. Dan sebelum kewarasannya hilang dengan segera ia memalingkan wajahnya.

“K-katanya mau pulang? Ayo buruan!”

Alfa terkekeh ringan, kemudian kembali mencubit pipi Gaby. “Pacar gue lucu banget sih jadi pengen cium lagi.”

“Aaa..., sakit, Ya Allah!” Gaby memberontak, melepas paksa tangan Alfa dari kedua pipinya.

Dengan kesal Gaby pun balas mencubit pinggang Alfa sampai cowok itu mengaduh kesakitan. “Beb!” teriaknya.

“Rasain! Makanya jangan mulai duluan kalau nggak mau di bales,” kata Gaby sebal. Ia berbalik, keluar dari apartemen dengan sewot.

ALFA Where stories live. Discover now