46. SOFT BOY

87.3K 4.7K 289
                                    

Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.


Capek sebenarnya ngomong gini terus tapi gapapa, vote targetin yukk sampe 1,5k bakal update kilat🔥🔥

Jangan lupa tinggalkan komentar juga kalo perlu

Typo? Tandai aja

Happy Reading

“Udah belum?”

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


“Udah belum?”

“Bentar.”

Cowok dengan balutan seragam sekolah putih abu-abu itu menunduk, menatap wanita di depannya yang masih sibuk memasangkan dasinya dengan telaten.

Seperti biasa, hari Senin adalah hari tersibuk dan ter-rempong menurutnya. Harus bangun pagi, menjadi murid tertib, disiplin, dan rapi. Belum lagi upacara bendera yang selalu menyiksanya, hingga para keamanan sekolah yang tidak mau ketinggalan untuk siap siaga stand by di depan pintu gerbang. Mereka melakukan razia mulai dari gelang, cincin, kuku, hingga rambut.

Maka dari itu Alfa lebih suka membolos daripada masuk sekolah jika hari Senin. Namun sialnya, istrinya tidak jauh berbeda dengan Guru BK di sekolahnya. Suka mengatur, suka marah-marah, suka memberinya hukuman. Jadi sekarang dengan terpaksa ia harus mau menjadi murid teladan seminggu sekali.

“Semoga hari ini hujan deras, gurunya rapat, pulang cepat nggak ada tugas. Aamiin,” gumam Alfa membuat Gaby berdecak sebal saat mendengarnya.

“Contoh anak nakal!” cibir Gaby. Perempuan yang sudah rapi dengan seragamnya itu menepuk pundak Alfa ketika kegiatannya telah selesai. “Nanti ikut upacara. Jangan jadi murid yang hobi keluar masuk ruang BK, emang nggak malu sama adek kelas?”

Alfa menghendikkan bahunya acuh. “Peduli apa gue sama pandangan mereka.”

“Nyenyenye …,” ejek Gaby. “Sekali aja kamu nurut sama aku apa susahnya sih, Al? Perasaan ngeles mulu kerjanya kalo dikasih tau. Aku kayak gini demi siapa? Kamu kan jadi nurut gak usah banyak protes.”

Alfa memutar bola matanya malas. “Iya-iya, bawel, udah sana aku pergi dulu.”

Gaby mencebikkan bibirnya. Ia kemudian dengan gemas menarik tangan kanan Alfa, membuat cowok itu mengerutkan keningnya. “Salim dulu biar berkah.” Ia lantas menempelkan punggung tangan Alfa ke jidat lebarnya.

Alfa terkekeh. Rasanya sedikit menggelitik mendapatkan perlakuan manis dari Gaby seperti barusan. Dengan cepat sebelum ada orang yang melihat ia menarik dagu Gaby membawanya lebih dekat ke arahnya.

Cup

“Sarapannya belum,” ujar Alfa setelah mengambil ciuman singkat dari bibir Gaby.

ALFA Where stories live. Discover now