41. SAYANGNYA ALFA

73.2K 4.8K 378
                                    

Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.



Udah pada siap baca kelanjutannya?

Janji harus rame pokoknya!!

Vote dan komen di setiap paragraf kalo perlu biar tembus target lebih doubel up🔥🔥

Typo? Tandai aja

Happy Reading

Dering ponsel berlogo apel digigit itu terus bergetar di atas meja

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dering ponsel berlogo apel digigit itu terus bergetar di atas meja. Sang pemilik menguap kecil, menatap bosan sekumpulan manusia di depannya yang sibuk bermain game online dengan serius.

Alfa berdiri lantas berjalan menjauhi teman-temannya yang kembali mengumpat karena hal sepele. Ahh masa bodo, ia benar-benar bosan.

“Hm?” Alfa mengangkat panggilan masuk dari Ervans.

Pemuda dengan seragam tak karuhan itu berjalan mencari tempat yang lebih sunyi saat Bagas berteriak seperti tarzan disusul anak-anak yang lain tak kalah kencang.

Lo dimana sekarang? tanya Ervans di seberang sana. Cowok itu terdengar sedang dalam perjalanan karena suara bising kendaraan yang saling bersahutan.

“Di gudang.”

Alfa terdiam sesaat ketika matanya melihat seorang gadis asing yang tak ia kenal masuk dan ikut bergabung bersama teman-temannya. Cantik sih tapi istrinya tetap nomor satu.

“Kenapa?” lanjutnya.

Cewek lo udah pulang, Bos. Gue tadi nggak sengaja lihat dia di halte sekolahan.”

Mendengar hal itu Alfa reflek mengangkat punggung tangannya, melihat jam tangan yang melingkar disana. Tanpa menunggu lama ia berbalik mengambil hoodie dan barang-barangnya kemudian pergi begitu saja tanpa berpamitan.

“Sendiri?”

Gaby? tanya Ervans memastikan.

“Dia sama siapa sekarang?”

Gue lihat tadi sih sendirian.

“Oke, thanks.”

Panggilan berakhir. Alfa dengan cepat mengantongi ponselnya kembali kemudian berjalan tergesa-gesa menuju parkiran. Mengabaikan semua teriakan para gadis yang memanggil-manggil namanya tanpa malu.

Membuka kasar pintu mobilnya Alfa dengan asal begitu saja melemparkan tas dan barang lainnya ke jok belakang. Masuk ke dalam mobil lalu menyalakan mesin beroda empat itu dengan kasar. Membawanya keluar menuju halte yang Ervans maksud.

ALFA Where stories live. Discover now