18. MODUS

95.7K 6.9K 132
                                    

Stop comparing your self with other people.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.


Don't forget to vote, gaes!!

Happy Reading!!

Berjalan dengan mengalungkan sebelah tangannya pada bahu Gaby kini seolah menjadi kewajiban bagi Alfa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Berjalan dengan mengalungkan sebelah tangannya pada bahu Gaby kini seolah menjadi kewajiban bagi Alfa. Kemanapun gadisnya pergi maka yang akan pemuda itu lakukan adalah menunjukkan kemesraannya di depan publik.

Alay?
Maaf, tetapi Alfa terlalu bodoamat mendengar komentar seperti itu.

Memasuki kantin setelah pulang sekolah dua sejoli itu memutuskan untuk menempati salah satu meja yang sepi dan paling pojok di antara meja-meja lainnya.

“Mau makan apa?” tanya Alfa.

Gaby diam tidak minat menjawab pertanyaan yang Alfa lontarkan barusan. Sebenarnya dia tidak marah padanya hanya perasaannya saja yang masih kesal jika mengingat perkataan Lia siang tadi.

Dan apesnya lagi sekarang Gaby malah menangkap bayangan cegil yang berjalan sok cantik di belakang Alfa. Menebar aura negatif yang membuatnya bertambah muak setengah mati.

Gaby berdiri, menjulang tinggi di hadapan Alfa yang mendongak menatapnya. “Gue udah kenyang.”

“Hah? Lo mau kemana?” Alfa lekas berdiri begitu Gaby tiba-tiba berjalan meninggalnya.

Gadis itu berjalan amat cepat. Tidak peduli jika halnya Alfa yang mengejarnya, atau pandangan orang-orang yang melihat ke arahnya. Sampai tidak sadar jika di depannya ada orang tengah berlari kencang. Hal itu membuatnya oleng dan akhirnya dirinya jatuh lumayan kencang.

“Eh, sorry gue gak sengaja,” ucap Panji. Pelaku penabrakan itu adek kelas tingkat satu yang terburu-buru ingin menemui wali kelasnya.

“Gapapa kan, mbak?” tanyanya sejurus kemudian ketika tak mendapatkan jawaban.

Cowok itu berjongkok di depan Gaby berniat membantunya, tetapi dari belakang tiba-tiba saja ada yang menendangnya sampai Panji tersungkur di samping Gaby.

“Lo apain cewek gue hah?!” Alfa menarik kasar kerah seragam Panji. “Cari mati lo?”

Panji mendecih kemudian menghempaskan tangan Alfa tak kalah kasar. “Nggak usah lebay mas gue beneran nggak sengaja nabrak dia.”

“Nggak sengaja lo bilang?” Alfa terkekeh meremehkannya lalu secara cepat dia kembali menarik seragam Panji lebih kasar dari sebelumnya. Tatapan matanya pun menghunus tajam.

“Ngelawak lo anjing? Cewek gue sampai jatuh bisa-bisanya lo bilang gak sengaja?”

Semua orang yang ada di sana menoleh, melihat ke arah Alfa yang tengah marah-marah. Gaby yang tidak mau membuat keributan segera berdiri meski menahan rasa sakit di kakinya.

ALFA Where stories live. Discover now