[i] 1024 | Treasure ✔

3

"Psst psst, mau bareng gue gak?"

Junghwan merasa telinganya ditiup oleh sesuatu, ia kemudian menoleh, menemukan Junkyu yang menampilkan cengiran bodohnya di depannya. Junghwan menggeleng. "Gak ah, walaupun gue bocil. Gue gak bisa dibodohin."

Junkyu mengernyit. "Siapa yang mau bodohin elo sih?"

"Lo lah, siapa tahu lo ngincer gue karena gue yang paling lemah. Gue kan yang paling muda di antara kalian."

Junkyu meniup poni rambutnya kesal, Junghwab mencurigainya ya... Oh ya, ngomong-ngomong ia sudah cuci muka kok. Hanya tinggal pakaian badut saja yang masih tercantol di tubuhnya.

"Gue gak akan, Hwan."

"Gak ah, gak guna juga kita kerja sama."

"Why?"

"Ya gak guna, Kak. Yang bisa selamatkan cuman satu orang."

Junkyu menghela napasnya, Junghwan ini bikin kesal sekali. Susah untuk dibujuk.

"Emangnya lo udah dapat Kak kameranya?"

"Belum."

"Terus kenapa—"

"Lo jangan banyak tanya deh, Hwan. Kalau lo mau kerja sama ya ayo kalau gak ya udah."

Junghwan hanya merotasi bola matanya malas dan melanjutkan langkahnya.

Junkyu pusing, ia harus mencari target baru.

Yoonbin berjalan lurus, ia tahu bahwa ada tuan dibalik permainan ini. Entah siapa.

Yoonbin tak begitu pintar, ia juga bingung harus membunuh teman-temannya untuk bertahan hidup atau pasrah mati.

"Lo nemuin sesuatu gak?"

"Anjing, setan!"

"Santai dong, ngumpatnya elit banget deh!"

Yoonbin menggaruk tengkuknya canggung, Yoshi di depannya mengelus dadanya sabar. Oh ya, Yoshi sudah mendapat baju ngomong-ngomong. Hanya baju hitam polos ditambah celana jeans panjang, Yoshi nyaman menggunakannya. Cukup baik ya pembuat game ini, hmm..

"Gak nemuin apa-apa, kalau elo?"

"Cuman obat, haha."

"Haha? Kok ketawa?"

Yoshi seketika berhenti tertawa. "Gak, aneh aja gitu loh. Ngapain dikasih obat kalau pada akhirnya disuruh mati."

"Obat apa emang?" tanya Yoonbin penasaran mendekat ke arah Yoshi.