[i] 1024 | Treasure ✔

8

Jaehyuk tersenyum saat ledakan itu terjadi. Tubuh Jihoon terpental cukup jauh, namun Jaehyuk yakin pemuda itu tidak terluka.

Jaehyuk terpental lebih jauh, sekitar 15 meter dari tempat ledakan.

Ledakan berasal dari sebuah pintu kayu yang terkunci di dekat Jaehyuk.

Jaehyuk terguling sebentar sebelum akhirnya ia terlentang dengan lemah.

"Uhuk.. uhuk.."

Jaehyuk menyentuh perutnya yang perih, sepertinya terkena ledakan. Jaehyuk menatap langit-langit lorong yang gelap lalu menolehkan kepalanya sebentar ke arah Jihoon yang sedang terbatuk-batuk.

"Jaehyuk!"

Jaehyuk membuang wajahnya, kembali menatap langit-langit lorong saat Jihoon bangkit berdiri dan berlari ke arahnya.

Sekujur tubuh Jaehyuk perih, pemuda itu bahkan tidak tahu apakah nyawanya akan selamat setelah ini.

"Jaehyuk, bangun!" Jihoon berusaha membantu Jaehyuk untuk bersandar di dinding, namun tubuh Jaehyuk terlalu lemah, Jihoon jadi sedikit kesulitan.

Jaehyuk disandarkan pada dinding setelah Jihoon terpaksa menyeret tubuh Jaehyuk, pemuda itu masih setia memengangi perutnya. Jaehyuk menatap Jihoon dengan mata sayunya.

"Kenapa lo lakuin ini?" tanya Jihoon pada Jaehyuk yang masih dapat tersenyum. Rasanya Jihoon ingin sekali menoyor kepala pemuda itu.

"Gak papa..." balas Jaehyuk pelan, lalu terbatuk-batuk, kali ini mengeluarkan darah.

"Ngapain lo lakuin itu?!" tanya Jihoon lagi, kali ini marah.

"Lo pergi.. di sini gak aman." Jaehyuk menyentuh lengan Jihoon, menggenggamnya lalu mendorongnya dengan sisa tenaga yang Jaehyuk punya.

"Gue gak akan pergi tanpa lo."

"Kak Jihoon..."

Jaehyuk menghela napasnya lemah. "Kalau lo bersikeras kayak gini usaha gue sia-sia."

"Buat apa lo nyelamatin Doyoung sama gue kalau lo sendiri—"

"Harus ada satu korban kalau gak dia gak akan biarin lo berdua keluar. Udah cepat sana!" potong Jaehyuk cepat, ia lalu mendorong kembali tubuh Jihoon. Walaupun tidak mempan.

Jihoon melepas jaket biru langit miliknya, ia lalu menyelimuti Jaehyuk. "Lo di sini, gue bakalan balik buat cari bantuan."