[i] 1024 | Treasure ✔

23

Junghwan menjatuhkan pistolnya tepat setelah ia menembak Doyoung.

Jiwanya serasa ditarik keluar begitu saja.

"Dia dikasih apa?" tanya Jihoon lemah.

"Gue yakin dia dikasih ramuan, tapi.. siapa dan kenapa?"

"Haha, pengen tahu? Ck, tadi tuh lumayan loh kalau adegannya mau dijadiin drama. Btw, sesuai janji, gue bakalan keluar."

TapTapTap!

"Udah gue duga..."

Jihoon terkekeh singkat.

"Kenapa lo lakuin ini?!" tanya Junkyu marah, ia mendekat ke arah orang yang sedari tadi memandang mereka datar.

"JAWAB BANGSAT KENAPA LO LAKUIN INI ASAHI?!"

Junghwan menutup telinganya rapat-rapat. Kepalanya serasa ingin pecah.

Asahi hanya diam saja, separuh wajahnya hancur. Luka bakar bersamaan dengan luka pukulan masih membekas di sana. Asahi menggeleng dengan air mata.

"D-dia dengar... m-mereka dengar... bukan gue... tolongin gue.. gue minta maaf.. beneran bukan gue," ujarnya tidak jelas. Junkyu melepaskan cengkraman kerahnya.

"Bukan gue!" Asahi justru memukul-mukul kepalanya, membuat Jihoon berdecih.

"Dasar gila."

"I-itu ramuan yang dibuat mereka buat Doyoung, bukan gue!" Asahi kembali berbicara, tak perduli dengan cibiran Jihoon.

"Asa—"

"G-gue harus bunuh kalian biar gue bebas!"

Asahi dengan cepat mengambil pistol milik Junghwan yang terjatuh. "K-kalian! Gue harus bunuh kalian!"

"Asahi jangan gila!" ujar Junkyu mengeraskan rahangnya.

"G-gue mau hidup! T-tapi gue juga gak mau wajah gue hancur. Gak, dia janji sama gue bakalan ngembaliin wajah gue seperti semula kalau gue bunuh kalian!"

Junghwan menangis, ia tak sanggup melihat ini semua.

"KALIAN SEMUA! GUE HARUS BUNUH KALIAN SEMUA!"

DOR!

DOR!

DOR!