[i] 1024 | Treasure ✔

12

"Lo tahu dari mana?" tanya Yoshi masih menuntut. Sedari tadi Junghwan hanya diam saja membisu, membuat Yoshi kesal sekali.

"Gue gak pernah kasih tahu ke elo kan?" tanya Yoshi lagi.

Junghwan menghela napasnya, pasrah. "Iya gak pernah."

"Terus kenapa lo bisa tahu?"

"Kak Yoonbin yang kasih tahu gue."

"Kenapa?"

"Apanya yang kenapa?" bingung Junghwan kemudian menautkan kedua alisnya.

"Kok dia bisa ngomong ke elo?"

"Ya pokoknya bisa, gue gak bisa kasih tahu ke elo, Kak"

"Junghwan." Yoshi memanggil serius, ia menatap Junghwan. "Lo tahu sesuatu kan tentang Yoonbin?" tanyanya.

"Gue tahu apa tentang Kak Yoonbin?" Junghwan justru kembali bertanya, Yoshi berdecak.

"Gue kira lo tahu sesuatu..." ujar Yoshi pelan, Junghwan yang ada di sebelahnya meliriknya singkat.

Emang.

Gue emang tahu sesuatu.

"Lo belum jawab pertanyaan gue tentang siapa orang yang udah nembak kaki lo, Kak," ujar Junghwan kemudian.

"Kan gue udah bilang, gue gak mau kasih tahu. Lo bebal atau budeg, hah?!"

"Dih? Kasar banget."

Yoshi melotot. "Ya emang, gak terima?!"

"Udah lah, gue mau pergi. Padahal niatnya gue baik loh, mau jagain elo. Tapi elonya malah kayak macan," cibir Junghwan kesal kemudian hendak nyelonong pergi.

Yoshi menatap Junghwan dengan tatapan penuh arti.

"Hwan."

"Apa?"

"Gimana elo mau jagain gue kalau orang yang ngelukain kaki gue itu elo sendiri?"

"ARGH!"

Jihoon meringis saat Asahi mendorong tubuhnya ke arah dinding dengan kasar dan mencekiknya.

"Gak usah sok tahu, mulut lo minta gue tembak?" ujar Asahi, matanya mengkilat marah.

"Lo punya pistol emang?" tanya Jihoon dengan senyum remeh di sela cekikan. Ia tahu Asahi tidak akan membunuhnya, terlihat dari gelagat pemuda itu yang tidak mencekiknya kuat-kuat.