[i] 1024 | Treasure ✔

4

CEKREK!

"JEONGWOO!!!"

Jeongwoo terhuyung ke belakang. Sebuah anak panah menembus dadanya secepat kilat. Anak panah nya besar, cukup untuk membelah satu tubuh itu menjadi dua bagian.

Junghwan yang ada di sebelahnya mundur dengan panik, air mata jatuh dari pelupuk matanya. Ia syok jelas. Yang lainnya pun membelalakan matanya tak percaya.

"Park Jeongwoo is died." Suara speaker menggema di gedung itu.

Hyunsuk menoleh cepat ke arah Jaehyuk yang sedang menggenggam kameranya. "JAEHYUK, LO YANG FOTO JEONGWOO?!" tanyanya lalu merebut kamera tersebut dengan kasar.

"G-gue.."

"Lo kenapa sih bangsat?!" Haruto menerjang tubuh Jaehyuk, menarik kerahnya dengan kasar.

"J-Jaehyuk.. lo kenapa?" tanya Hyunsuk lirih, berusaha melepaskan Haruto yang hendak melayangkan pukulan kepada Jaehyuk.

"G-gue gak salah!" kata Jaehyuk mengelak. "D-dia mau bunuh kalian makanya gue terpaksa ngelakuin ini. Kalau gak percaya, lihat aja! Dia udah dapat kameranya."

Cengkraman di kerah Jaehyuk mengendur, Haruto dengan lunglai berjalan mundur.

Tak percaya.

"Jaehyuk.."

"Maafin gue.." Jaehyuk dengan perlahan menyandarkan punggungnya di dinding, kemudian merosot ke bawah, bahunya bergetar hebat.

Mereka semua terdiam. Tidak tahu harus berkata apa. Yoshi berdiri dari tempatnya, melewati tubuh Jeongwoo,

"Udah gak papa, lebih baik sekarang kita lebih waspada. Kita mencar, dan jangan pernah ada yang bunuh satu sama lain," ujar Yoshi memperingati, menepuk bahu Jaehyuk beberapa kali untuk mengurangi kekhawatiran pemuda bermarga Yoon itu.

"Gak mungkin bisa.. kalau kita gak saling bunuh pun, dia bakalan bunuh kita," ujar Jihoon kemudian memalingkan wajah.

"Itu lebih baik, seenggaknya lo gak bunuh teman sendiri," balas Yoshi sedikit sinis dan berjalan menjauh.

"Oh ya.." Yoonbin menyipitkan matanya, merasa sedikit janggal dengan sesuatu yang menempel di punggung Yoshi.

"Yoshi, dia dapat panah dari mana?"