[i] 1024 | Treasure ✔

15

"Kalian ada di final."

Suara speaker menggema diseluruh tempat, suaranya tampak berbeda dengan terakhir kali. Siapa orang dibalik ini semua?

"Gue rasa finalnya.. bakalan susah deh."

"Finalnya akan diadakan lima belas menit lagi. Persiapan boleh dimulai sekarang, gunakan tenaga kalian semaksimal mungkin ya~"

"Finalnya pasti dibikin supaya kita semua terbunuh."

"Gue sih gak ya, gue kuat kok."

"Dih, manusia kertas?"

Doyoung melirik sinis Junkyu, begitupun sebaliknya. Setelah mendengar ucapan Doyoung tentang kemungkinan Doyoung yang adalah si tuan, Junkyu jadi sebal sendiri.

"Gue bukan manusia kertas, gue cuman hemat tenaga. Gue akan ngeluarin tenaga di saat itu memang dibutuhin, ngerti gak?"

"Terserah."

Junkyu menyelonjorkan kakinya yang pegal. Oh iya..

"Sshh.." Junkyu meringis, memegang luka tusuk yang didapatnya tadi, baru menyadari bahwa dirinya juga terluka.

"Kenapa lo?" tanya Doyoung mendekat ke arah Junkyu.

"Kena tusuk, cuy."

"Oh."

"Ambilin obat dong Doy di ruang utama. Siapa tahu masih ada yang kesisa," pinta Junkyu niat tak niat.

Doyoung pun mencibir, "Bentar lagi kan finalnya mulai."

"Oh iya, paling gue juga bakalan mati."

"Iya, gue juga."

"Duh, kok lo malah bilang gitu sih," protes Junkyu kesal. "Harusnya lo semangatin gue dong, bilang jangan Kak lo harus selamat, atau gak, Kak apapun yang terjadi lo harus selamat. Lah ini malah ikut-ikutan."

"Gue juga pasrah, gimana mau ngomong gitu?"

Junkyu terdiam, Doyoung pun terdiam.

Bingung gimana mau meresponnya.

"Yong, sebelum game ini dimulai.. lo ngerasa gak sih salah satu dari kita berubah?"

"Iya, dia jadi kekanak-kanakkan. Tapi gak mungkin kan dia tuannya?"