dua puluh dua (end)

2.9K 167 11
                                    

Rantika membelakkan matanya kaget, tidak habis fikir dengan Edgar yang terlampau niat. Atau gabut yaa?

Kembali mempendarkan matanya, Rantika lagi lagi berdecak kagum melihat bagaimana isi bagasi belakang mobil expander milih Edgar kini. Ada banyak sekali pakaian serta outfit pendukung lainnya. Seperti tas, sepatu sendal, cardigan, bando serta makeup set -ya walaupun hanya inti intinya saja- namun tetap saja, ini terlampau lengkap.

"Gimana? Ada yang kurang?"

Rantika menggeleng, bukan karena tidak ada yang kurang. Namun menggelengkan kepalanya, takjub.

"Ini siapa yang nyiapin? Kaka?"

"Engga, anggota saya"

Byaarr

Baru saja mau Rantika katakan bahwa Edgar sosok yang romantis serta niat dalam melakukan kencan. Tapi tidak apa apa, setidaknya ia masih berfikir untuk menyiapkan ini semua bukan?

Masih tertolong romantis walaupun meminta bantuan orang.

"Tapi, ini pakaiannya santai banget. Emang kita mau kemana?" tanya Rantika yang baru sadar bahwa outfit yang dibawakan Edgar adalah outfit seperti untuk bermain, bukan dinner atau lunch romantis.

"Pertama kita ke taman mini, terus dufan. Kalo sempet sih"

Lagi, Rantika membelakkan matanya.

"Ke taman bermain?"

Edgar meringis, sepertinya ide komandannya salah nih. Merasa mengabaikan Rantika cukup lama, Edgar mengangguk mengiyakan.

Dengan segenap tenaga Edgar memilih memejamkan matanya, bersiap dimaki Rantika. Salahnya juga sih, kini kan Rantika sudah bukan anak SMA, sudah dewasa, pasti yang ia harapkan adalah makan siang atau malam romantis di sebuah restoran dengan dekorasi yang indah serta pemandangan yang ind---

"Iiiiiiii akhirnyaaaaaaaaaaaa"

Pekikan senang Rantika membuat Edgar langsung membuka matanya, ia tidak salah dengar kan? Iyakan? Ini Rantika berteriak kesenangan? Bukan kekesalan?

"K--amu, seneng?" Tanya Edgar takut takut

Maklum saja, kan kini Edgar tengah proses pendekatan ulang, salah sedikit semua bisa buyar

Senyum cerah muncul diwajah Rantika, kemudian Rantika menganggukan kepalanya semangat "Bangeeet! Asli yaaa selama aku koas kalo libur aku pilih rebahan aja di rumah, kepikirannya capek. Dan sekarang, aku mau jalan jalaaan. Yipieeeeeee"

Malu malu, senyum Edgar mencuri keluar dari wajahnya. Bangga karena sudah setuju dengan saran komandan sekaligus abang asuhnya, Musa.

"Jadi, mau ganti baju di SPBU nanti?"

Rantika terkekeh, kemudian mengangguk "Ayok, keburu siang nanti macet" ujar Rantika kemudian menutup bagasi belakang mobil lalu berjalan masuk kedalam mobil Edgar

Kali ini, sudah bukan senyum yang malu malu, namun sudah senyum yang full dengan wajah bahagia. Edgar menjotos udara kosong, bersorak riang kecil.

***

Gadis dengan dres bunga berwarna cream selutut itu turun dari mobil, menatap bagaimana ramainya keadaan salah satu tempat rekreasi akan kebudayaan indonesia tersebut. Matanya berbinar senang, kalau boleh jujur terakhir kali Rantika kesini saat dirinya berusia 15 tahun, saat dirinya baru saja lulus SMP.

Banyak perubahan, jelas. Interior serta semakin banyak tempat bermain.

Mata Rantika menatap kereta gantung, yang menjadi cirikhas permainan di taman mini indonesia ini.

[KCT.5] Bertemu di Tantan? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang