Enam Belas

1.7K 187 9
                                    

"Kamu kalo sakit jangan ke rumah sakit dulu dek"

Rantika memperhatikan salah satu seniornya yang sedang mengambil langkah mendekat ke arahnya dengan makan siang di tangannya

"Lo kenapa dah, muka lo kaya orang lagi ditunggu buat diajak nikah aja"

mendengar ucapan dari seniornya tersebut membuat Rantika tersedak makanannya sendiri. Sialan, ia merasa tersindir permisah

"Loh dek, dek nih minum nih"

Rantika mengambil minum tersebut kemudian meminumnya dengan cepat, lega kata itu mewakili tenggorokannya sekarang.

"Mbak kok bisa bilang aku gitu? Muka aku keliatan ngenes ya?" tanya Rantika bingung

Denata yang mendengar perkataan Rantika menggelengkan kepalanya geli, "Kamu gak sadar udah jadi bahan omongan dokter dan perawat senior di rs apa dek? Wajah mu ituloh, mereka kira kamu galau di tinggal nikah sama mantan mu yang kemarin lusa menikah"

"GAK MBAK" spontan Rantika memekik keras

Denata masih memasang wajah santainya "Lalu?"

Sendok dan garpu yang tadinya ada di tangannya lepas begitu saja, membuat suara dentingan di tengah ramainya kantin rumah sakit. Rantika menghela nafasnya untuk kesekian kali. Entahlah, ia masih bimbang harus apa. Edgar menepati janjinya, janji untuk tak mengganggu Rantika hingga Rantika menyelesaikan koasnya.

"Dek?"

"Gak apa apa Mbak, aku cuma masih belum bisa buat dewasa, aku duluan Mbak" pamit Rantika meninggalkan meja kantin dan Denata yang tersenyum kemudian mengangguk paham

Denata memutar balikan tubuhnya "Gak dapet info apa apa nih guys!" serunya kepada kumpulan dokter dan perawat yang tengah melakukan profesi di rumah sakit tersebut

semua berseru, tak puas dengan jawaba Denata

"Susah gilss gila aja lo pada anak tentara kek dia mudah buka informasi sembarangan"

***

"Mbak, duluaan" 

keluar dari ruangan UGD adalah surga bagi Rantika, apalagi dirinya kedapatan sift siang ke malam dan tengah malam begini sudah lepas dari UGD sangat nikmat. Totebag yang digunakan Rantika sehari hari mengatung, bergerak karena tangan Rantika yang tengah mengambil kunci mobilnya.

dapat

Rantika menekan tombol unlock dikunci mobilnya kemudian masuk kedalam mobil yang Papi nya berikan kepada dirinya. Akibat suka pulang malam, dan tentu saja sang Papi tidak akan begitu saja dengan myudah percaya kepada supir ojek online.

Pandangan Rantika fokus pada kemudi, memundurkan mobilnya kemudian ikut melaju di jalan raya kota depok yang tidak pernah sepi. satu dua terlihat pedagang kaki lima yang berada dpinggir jalan. Depok-Cijantung memakan waktu sekitar 1-2 jam, jika tidak macet dan bersyukurnya malam ini tidak sepadat biasanya.

lampu merah, Rantika menarik rem tangannya setelah menginjak rem kaki kemudian menyandarkan tubuhnya yang sudah lelah kepada jok kemudi. matanya menatap sisi kanan mobilnya, terdapat sepasang kekasih diatas motor dengan tawa mendominasi. Manis, kemudian tatapan Rantika mengalih kepada stir kemudi. Perkatan Tangguh kembali mengisi fikirannya.

kali ini wajah Tangguh berubah serius, mukanya tak semengesalkan tadi "Saya tahu kamu namanya Rantika tadi sudah membuat saya panas dingin karena nama kamu mirip dengan nama yang sering di buat bertengkar oleh danton Edgar dan bang Evan" jedanya

Rantika masih diam, tak ingin menanya atau mengatakan hal lain. Ia ingin semua mengalir seperti air dari mulut Tangguh. Tanpa harus ia komandoi sedikitpun.

"Empat hari yang lalu tepatnya, bang Evan dan Danton Edgar kembali bertengkar. Bermula dengan tiba tibanya bang Evan menyangkut pauti namamu dan status danton Edgar yang sampai sekarang belum juga menikah. Evan mengatakan bahwa ah sial bang Evan maksud saya mengatakan bahwa Rantika adalah sosok yang tidak tahu diri karena mau maunya saja dengan Rantika kemudian berlanjut kepada Edgar yang bodoh masih menunggu mu padahal kalian sudah tak ada kontak dengan mu selama kurang lebih 6 tahun. Bahkan Evan mengatakan jika dirinya tidak di jodohi oleh orang tuanya dia sudah menikahi mu sejak kau lulus SMA. dan Evan benar benar mengolok Edgar. Edgar masih diam, sampai tiba tiba"

hentiakan kalimat panjang Tangguh membuat Rantika menghelakan nafasnya, sial demi apapun dia penasaran sekaligus sedih dan senang. Perasaannya campur aduk saat ini.

"Evan tiba tiba tertawa dan mengatakan dia tak menyesal mengkhianati kamu dan dia mengatakan itu ganjaran yang pas untuk keluarga sombong mu. setelah menyelesaikan kalimat tersebut tanpa menunggu lama Edgar meninju rahang  Evan" tutup Tangguh

Tangguh menggaruk kepalanya yang tidak gatal "Persetan gua bilang Edgar dan Evan tanpa embel embel" kesalnya pada dirinya sendiri

"Lo harus tau, danton Edgar mencintai lo lebih dari lo mencintai Evan"

setelah mengucapkan kata itu, Tangguh bangun dari duduknya kemudian meninggalkan Rantika yang sudah siap menangis.

dan air mata tersebut kembali keluar bersamaan dengan lampu lalu lintas yang sudah berubah warna menjadi hijau dan bunyi klakon klakson mobil di belakangnya. Rantika reflek menghapus cepat air matanya dan bersiap melajukan mobilnya sampai sebuah ketukan membuatnya menghentikan gerakannya

"Selamat malam, maaf mengganggu Mbak. Saya Briptu Bivo, Mbak bisa ikut saya kekantor? karena Mbak sudah==="

ya salam, belum juga ia sampai dirumah, sudah kena tilang saja dirinya.

[KCT.5] Bertemu di Tantan? (SELESAI)Where stories live. Discover now