Sebelas

1.9K 201 11
                                    

Rantika menatap nanar ponselnya, entahlah. Dia merasa kacau, kacau sekacau kacaunya. Hatinya sakit, kepalanya pusing dan raganya? Lelah.

Rantika menarik nafasnya panjang, berusaha untuk rileks dan mengikhlaskan yang memang tidak pernah menjadi miliknya.

Tidak pernah menjadi miliknya?

Rantika terkekeh sinis mendengar kata itu keluar dari benaknya, bodoh. Rantika benar benar bodoh.

Bodoh karena pernah mengenal laki laki tersebut, bodoh karena menerima perlakuan baik laki laki tersebut dan bodoh karena sampai menyimpan rasa kepada sosok tersebut.

Rantika kacau? Ya. Dia kacau, benar benar kacau.

Rantika kecewa? Ya. Dia kecewa, benar benar kecewa.

Rantika sakit? Ya. Dia sakit, benar benar sakit.

Matanya masih menatap ponsel, entahlah ada perasaan tidak ikhlas di dalam benaknya, ada perasaan dongkol yang ada di benaknya dan ada perasaan ingin menangis didalam benaknya.

Semua campur aduk

Rasanya........

Menyakitkan

Rantika menyimpan ponselnya, kepalanya ia tonggakan lalu menghirup udara dingin kamarnya dalam dalam lalu membuangnya perlahan. Dirinya lelah, mengapa sedemikian rasanya sih sakit hati? Kenapa?

Sudah lama bukan Rantika tidak merasakan jatuh hati, tapi mengapa saat Rantika menaruh hati malah dia yang di kecewakan?

Rantika menatap tangan kanannya, air mata jatuh membasahi pipi dan tangannya yang membuat Rantika tersenyum, senyum terpaksa

"Gila sih gue, napa bisa suka sama orang se---"

Kriiing Kriiing Kriiing

Chita tukang ngomel is calling...

Rantika mengambil ponselnya, lalu tersenyum getir melihat Chita langsung menelfonnya setelah ia mengatakan bahwa Evansyah berkhianat. Rantika menimbang - nimbang, apakah akan dia angkat atau dia abaikan?

Druugghhh

"RARAAAANNN HWAAAH ANJIR GUE KHAWATIR"

Setelah suara dobrakan pintu ala Chita, Chita masuk kekamar Rantika dengan air mata yang sudah membasahi wajah mungil sahabat Rantika tersebut. Rantika tersenyum getir, ia yang kecewa tetapi yang menangis Chita.

Chita memang sekonyol itu

"RAAN RAN BILANG ANJIR SIAPA CEWEKNYA HAAH, SIAPAAA, BILAAANG, SETAN YA EMANG COWOK SATU ITU. UDAH BAIK BAIKIN LO, UDAH AJAK LO JALAN, UDAH DI KENALIN KE TEMEN TEMENNYA BAHKAN TEMEN TEMEN DIA NGEJODOH JODOHIN AMA LU DAN DIA SEENAK UDELNYA NINGGALIN LO? SETAN YA EMANG ITU COWOK"

Bukannya merasa sakit hati dengan ucapan Chita, Rantika malah semakin menangis dan memeluk Chita dengan erat. Sangat erat, lalu menangis.

Chita yang melihat Rantika menangis, berhenti menggebukan emosinya, menatap Rantika dengan tatapan prihatin. Rantika yang sudah lama tak merasakan jatuh cinta, sekalinya merasakan malah dibuat kecewa.

Memang, tidak semua orang pantas menerima rasa kita. Karena tidak semua orang merasa pas dengan diri kita.

Chita menangis dalam diam, suasana kamar Rantika di penuhi dengan tangis sesegukan Rantika, tangis akan kekecewaannya.

"Gu... Gue bego Chi... Hiks"

Chita mengangkat tangannya, mengelus lembut puncak kepala Rantika, memberikan rasa nyaman "Gak, lo pinter Ran, lo pinter"

"Gue bego hiks gue bego naru hati ke cowok sialan itu hiks gue begoooo hwaaahhhhhhh" tangis Rantika kembali pecah, memekakan telinga memang, tapi tak apa. Chita rela gendang telinganya akan sedikit terganggu, demi Rantika.

"Gue udah b aja awal awal, udah Chi sumpeh dah, tapi gue gabisa hiks dia, dia terlalu baik hiks dia selalu bisa nolongin gue hiks dia selalu bisa anter jemput gue hiks dia selalu bisa bikin gue senyum ama gombalan recehnya hiks dan dia bisa bikin gue jatuh hati tanpa rasa obsesi sama dia bener bener pure jatuh hati hiks. Tapi dengan kurang hajarnya hiks dia buat gue potek, dia buat gue down di saat ujian bentar lagi di depan mata hiks. Setan apa sih ini yang buat gue down?"

Chita masih menatap Rantika dengan tatapan kasihan, iba dan tidak tega.

Ah sobatnya ini, benar benar menaruh hati pada orang yang salah.

"Gue sayang dia Chi hiks, sayang. Walaupun gue tau gak boleh pacaran hiks. Gue sayang Chi, sumpah dah gue sayaaaaaaang" pekik Rantika di akhir dengan tangis yang membuat Chita ikut kembali menitikan air matanya

"Kenapa dia jahat Chi? Kenapa?" Tanya Rantika dengan suara parau

"Karena kamu, tidak pantas untuk nya. Kamu terlalu istimewa, makanya kamu dijahati"

Chita dan Rantika reflek menatap pintu bersamaan dengan selesainya seseorang di pintu mengucapkan kalimat tersebut

~~~~~

BESOK SENEN!!!!

WKWKWKK ADOH MAAPIN AKU MALA UPDATE WKWK DI MAAPIN YEKAAAN?

mood aku lagi ada ni, jadi aku update deh wkwk. Gimana? Udah sedih?

Ada yg punya pengalaman di tinggal nikah juga kaya Rantika? Cerita dong sini ada dd😭

Selamat Malam senen, dari aku yang galau juga hueheheh🤟🏾❤️

[KCT.5] Bertemu di Tantan? (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang